Masyarakat Lampuuk Aceh Besar Kenduri Raya Gle

Kabarnanggroe.com, Kota Jantho – Masyarakat Lampuuk Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar, menggelar acara Kenduri Raya Gle, yang dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat, perwakilan pemerintah Aceh, serta anggota DPRK Aceh Besar, di Lampuuk, Rabu (19/2/2025).

Kenduri Raya Gle merupakan tradisi turun-temurun yang bertujuan mempererat silaturahmi, menjaga kearifan lokal, serta memanjatkan doa untuk keselamatan dan keberkahan masyarakat. Selain ritual adat, kegiatan ini juga diisi dengan aksi sosial berupa penyerahan santunan kepada anak yatim.

Santunan tersebut diserahkan oleh Tgk Mamdan Hasyem, yang juga memimpin prosesi peusijuk terhadap Panglima Laot, Panglima Gle, dan Ketua Blang Lampuuk. Peusijuk tersebut merupakan simbol doa dan harapan agar para pemimpin adat diberikan keberkahan serta dapat menjalankan tugas dengan baik demi kesejahteraan masyarakat.

Tgk Mamdan Hasyem peusijuk Panglima Laot, Panglima Gle dan Ketua Blang Lampuuk dalam Kenduri Raya Lampoh Gle di Gle Lampuuk, Kecamatan Lhonga, Aceh Besar, Rabu (19/02/2025). FOTO/MC ACEH BESAR

Perwakilan Pemerintah Aceh, Dr Mahdi Evendi, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kenduri ini. Ia menekankan pentingnya menjaga tradisi sebagai bagian dari identitas masyarakat Aceh.

“Tradisi seperti ini harus terus dilestarikan karena menguatkan silaturahmi serta mempererat hubungan antarwarga. Semoga kegiatan ini tetap berlanjut di masa mendatang dan menjadi contoh bagi daerah lain,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Pansus DPRK Aceh Besar, Dr Yusran, yang turut hadir, menyoroti persoalan status hutan yang diklaim sebagai hutan lindung oleh pemerintah. Menurutnya, lahan tersebut sejak lama telah digarap oleh masyarakat setempat.

Camat Kecamatan Lhoknga Muktar Jakub, S.Sos menyerahkan santunan kepada anak yatim pada Kenduri Raya Lampoh Gle di Gle Lampuuk, Kecamatan Lhonga, Aceh Besar, Rabu (19/02/2025). FOTO/ BEDU SAINI

“Kami sangat menyayangkan adanya klaim ini. Hutan yang kini disebut sebagai hutan lindung sejatinya merupakan tanah yang sudah sejak dulu dikelola oleh masyarakat. Pemerintah perlu melihat sejarah pengelolaan lahan ini agar hak-hak masyarakat tetap terjaga,” tegasnya.

Acara yang berlangsung sejak pagi hingga siang hari tersebut dihadiri oleh ratusan warga yang datang untuk berpartisipasi dalam kenduri. Suasana kekeluargaan dan kebersamaan sangat terasa dalam setiap rangkaian kegiatan yang diadakan.

Dengan terselenggaranya Kenduri Raya Lampoh Gle, masyarakat berharap agar tradisi tersebut terus dilestarikan sebagai bagian dari warisan budaya Aceh Besar yang sarat dengan nilai-nilai sosial dan keagamaan.(Wahyu)