TPA Yogyakarta Kembali Aktif Usai Vakum Dua Tahun, Dipimpin Putra Piyeung

Muhammad Mufariq Muchlis, Ketua Umum TPA Yogyakarta Periode 2024 - 2026.FOTO/IST

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Taman Pelajar Aceh (TPA) Yogyakarta, himpunan para mahasiswa asal Aceh kembali aktif seusai vakum selama dua tahun atau satu periode. Putra Piyeung, Montasik, Aceh Besar, Muhammad Mufariq Muchlis terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Besar (Mubes) ke-35 di Bale Gadeng, Sagan, Yogyakarta, Minggu (15/12/2024).

Mubes kali ini mengambil tema “Mengokohkan Organisasi, Memperkuat Sinergi”, dengan tujuan menghidupkan kembali organisasi yang telah lama mati suri dihadiri seratusan masyarakat Aceh, sebagian besar mahasiswa. Mubes dibuka oleh Plt. Ketua Umum TPA Yogyakarta, Ikhsan yang juga sebagai steering committee.

Ikhsan dalam kata sambutannya mengatakan TPA yang sudah lama vakum ini harus dihidupkan kembali dan dilanjutkan sebagai wadah perkumpulan pelajar, mahasiswa hingga masyarakat Aceh yang ada di Yogyakarta. Mubes ini dilaksanakan, seusai musyawarah besar luar biasa (Mubeslub) TPA di asrama Aceh Sabena, seperti dirilis ke media Pos Aceh, Selasa (17/12/2024).

Selama masa pendaftaran, hanya Muhammad Mufariq Muchlis yang memenuhi syarat dan menjadi calon tunggal, sehingga ditetapkan menjadi Ketua Umum TPA Yogyakarta periode 2024-2026 seusai terpilih seeara aklamasi, Sebelumnya, Mufariq mengikuti tes kompetensi, yakni membaca ayat suci Quran, pemaparan visi-misi hingga menjawab pertanyaan dari peserta.

Para peserta Mubes berpose bersama seusai penetapan Ketua Umum TPA Yogyakarta, M Mufariq Muchlis di Bale Gadeng, Sagan, Yogyakarta, Minggu (15/12/2024). FOTO/.INSTAGRAM

Dalam visi-misinya, Mufariq menyatakan Aceh memiliki etnis beragam dengan ciri khas sendiri.. “Kita harus bersatu, dengan bersatunya semua suku yang ada di Aceh, kita bisa saling bertukar pengalaman, budaya dan pengetahuan. Kita pun di sini merantau untuk belajar, bukan untuk bermusuhan, apalagi mencari musuh,” jelasnya.

Dia menyatakan akan menggelar seni budaya Aceh. “Salah satu cara yang terbaik dalam mempersatukan semuanya, mengadakan acara seni dan budaya Aceh di Yogyakarta dan kita harus bersatu di tanah perantauan yang ini,” tandasnya.(WD)