Gerakan Seniman Masuk Sekolah di SMPN 1 Seulimeum: Antusiasme Siswa Tinggi dalam menyebarkan Seni Budaya

Kabarnanggroe.com, Seulimeum, Aceh Besar – Selasa,SMPN 1 Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar, menjadi salah satu sekolah yang melaksanakan program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS), sebuah inisiatif dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Besar. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan seni dan budaya kepada siswa, sekaligus mengembangkan bakat dan minat mereka dalam bidang seni, Selasa, 17 Desember 2024, .

Kepala SMPN 1 Seulimeum, Nurmiati, S.Pd., menyambut baik program ini dan merasa sangat termotivasi. “Dengan adanya program GSMS, siswa dapat mengembangkan bakat dan minat mereka sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atas program ini. Kami berharap program ini dapat terus berlanjut agar muncul generasi baru yang melestarikan seni dan budaya kita. Antusiasme siswa sangat tinggi, dan ini tentunya akan mendukung prestasi mereka dalam bidang seni budaya,” ujar Nurmiati.

Dalam pelaksanaan GSMS di SMPN 1 Seulimeum, seni tradisional Aceh seperti Rapa’i, kolaborasi musik, dan perkusi menjadi fokus utama pembelajaran.

Jamaluddin alias Jamal Putra (JP), seorang seniman sekaligus pelatih dalam program ini, turut berbagi pengalamannya. Sebagai Direktur Penyiaran dan Penyiar Senior Radio, juga pimpinan Sanggar Senar ia menyampaikan penghargaan kepada Dinas Pendidikan Aceh Besar atas kepercayaan yang diberikan kepada para seniman untuk mengajar di sekolah.

“Melalui GSMS, kami tidak hanya bisa berkarya, tetapi juga memperkenalkan pentingnya menjaga dan melestarikan seni budaya Aceh, baik tradisional maupun modern. Pada saat ini, seni budaya lokal seringkali dikuasai oleh budaya luar. Oleh karena itu, kami berusaha mengajarkan berbagai aspek seni, seperti seni Rapa’i, kolaborasi musik, dan perkusi, hingga pengenalan alat musik modern seperti organ dan piano,” jelas Jamal yang juga Anggota DKAB Kabupaten Aceh Besar.

Ia menambahkan, “Siswa sangat antusias mempelajari cara memainkan Rapa’i dengan beragam tempo dan jenis pukulan. Kami juga mengenalkan notasi balok dan angka, ritme, tempo, serta berbagai genre musik. Selain itu, kami mengajarkan dasar-dasar vokal, baik solo maupun paduan suara. Meski waktu terbatas, antusiasme mereka luar biasa.”

Para siswa merasa senang dan termotivasi setelah memahami bahwa seni tradisional seperti Rapa’i dapat dikolaborasikan dengan musik modern maupun lagu daerah dan nasional. Di akhir program, mereka mengungkapkan keinginan untuk terus melanjutkan latihan secara mandiri.

“Insya Allah, jika ada kesempatan, kami akan memperdalam lagi berbagai seni musik, lagu daerah, dan pola tari yang bisa dipadukan dengan musik Rapa’i. Saya bangga melihat keceriaan mereka selama belajar bersama kami. Sistem pembelajaran yang diterapkan juga mengadopsi metode sanggar, sehingga suasananya lebih santai namun tetap produktif,” tambah Jamal.

Program GSMS ini diharapkan menjadi langkah awal yang positif dalam membentuk generasi muda yang cinta dan peduli terhadap seni budaya lokal. Kepala sekolah, guru, pelatih, dan seluruh siswa berharap program ini dapat terus berlanjut di masa mendatang.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Besar pun diharapkan tetap mendukung pelestarian seni budaya tradisional dan modern melalui kolaborasi kreatif di sekolah-sekolah, sehingga warisan budaya Aceh dapat terus hidup dan berkembang bersama generasi muda.(Cek Man/*)