Daerah  

Pj Bupati Ajak Lintas Sektor Bersama Entaskan Stunting di Aceh Barat Daya

Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Drs. Sahidal Kastri, M.Pd, saat memberi laporan dan sambutan pada Rapat Koordinasi Satgas Percepatan Penurunan Stunting Aceh Bersama TNI, IBI, dan TP PKK di Kabupaten Abdya, pada 12 Oktober 2022. FOTO/ MPC & HUMAS BKKBN ACEH

Kabarnanggroe.com, Blangpidie – Salah satu upaya mempercepat penurunan stunting di Aceh Barat Daya adalah memperkuat senergisitas dan kolaborasi dengan berbagai pihak terkait secara intensif di setiap tingkatan wilayah.

Hal itu ditegaskan Pj. Bupati Abdya, Darmansah, SPd, MM, saat membuka dan memberi sambutan pada Rapat Koordinasi Satgas Percepatan Penurunan Stunting (PPS) Bersama TNI, IBI, Dan TP-PKK, yang digelar Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Aceh, di Kota Blangpidie, Kabupaten Abdya, Rabu (12/10/2022).

Kegiatan yang diikuti sekitar 75 peserta Ini, bertujuan mengajak TNI IBI, dan PKK, untuk berkerjasama dan bersama-sama bekerja membantu mengentaskan stunting Kabupaten Abdya khususnya.

Hadir Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Drs. Sahidal Kastri, M.Pd, Ketua DPRK Abdya, Nurdianto, Komandan Kodim (Dandim) 0110, Letkol Inf Roqich Hariadi, Ketua Persit KCK Cab XXXII, Indria Astuti, Ketua IBI Abdya, Safliati, SST, M.Kes, dan Koordinator Bidang ADPIN Perwakilan BKKBN Aceh, Drs. Saflawi, TR, MM,

Sebagai narasumber. Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Aceh, Elfira Wahyuni, SKM, Program Manager Bidang Program dan Kegiatan Satgas PPS Aceh, Dewi Haryanti, SKM, MKM, dan TA Kab. Abdya, Assyari, S.Sos.

Selain itu, Pj. Bupati Darmansah juga menegaskan, salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia menuju SDM unggul adalah Stunting. Menurutnya, salah satu upaya mempercepat penurunan stunting adalah memperkuat senergisitas dan kolaborasi dengan berbagai pihak terkait secara intensif di setiap tingkatan wilayah.

Ia juga berharap Rapat Koordinasi Satgas Percepatan Penurunan Stunting Aceh Bersama TNI, IBI, dan TP PKK Kabupaten Aceh Barat Daya, dapat menjadi momentum refleksi sekaligus menumbuhkan harapan dan keyakinan bahwa Abdya mampu menciptakan Sumber Daya Manusia yang unggul, yaitu manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

“Sumber Daya Manusia ini akan menjadi kekuatan kita di dalam menyongsong Indonesia Negara Maju 2045,” tegas Darmansyah lagi.

Jumlah total stunting Aceh Barat Daya adalah 1.339 anak dari total 152 desa dengan kecamatan tertinggi angka stunting adalah Kecamatan Babahrot yaitu sebanyak 146 anak.
“Dengan mencari akar permasalahan stunting dengan tepat dan cepat, saya yakin kita akan mampu menurunkan pravelensi stunting di Abdya sehingga mencapai target nasional yaitu sebesar 14 persen,” kata Darmansah.

Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Sahidal Katri dalam laporannya menyebutkan,
Berdasarkan hasil Studi Kasus Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021, angka stunting Kabupaten Aceh Barat Daya adalah 33,2%, menempati urutan ke 10 angka stunting Provinsi Aceh.
“Ini artinya terdapat 33 anak stunting dari 100 anak yang ada di Kabupaten Aceh Barat Daya,” paparnya.

Jelas Sahidal, Stunting tidak hanya pada persoalan pertumbuhan anak saja, namun lebih comprehensive terkait juga aspek perkembangan anak, yang nantinya berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal.
“Stunting akan berakibat pada kemampuan mental dan persiapan belajar anak berada di bawah rata-rata anak lainnya. Hal ini berakibat buruk untuk prestasi belajar anak untuk jangka waktu yang panjang,” jelas Kaper.

Ada dua pendekatan intervensi yang dilakukan dalam percepatan penurunan stunting, jelas Sahidal, yaitu Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitive yang difokuskan pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Intervensi Spesifik jelasnya lagi, intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan, sementara Intervensi Sensitive adalah Intervensi pendukung seperti penyediaan sarana air bersih, sanitasi, lingkungan sehat, dan perilaku hidup bersih sehat dari masyarakat serta pola asuh yang baik dan sesuai kearifan lokal masing-masing daerah.
“Setiap kabupaten/kota memiliki akar permasalahan yang berbeda-beda. Pun penyelesaian masalah juga dilakukan dengan cara yang berbeda pula sesuai kearifan lokal masing-masing wilayah,” demikian tutur Sahidal.

Hal senda dikatakan, Komandan Kodim (Dandim) 0110, Letkol Inf Roqich Hariadi, dalam sambutannya mengatakan, pencegahan dan penanganan stunting adalah perintah dan amanah dari Presiden Jokowi dan masuk dalam program prioritas nasional yang harus dilaksanakam semua lini dan lintas sektor, bukan hanya menjadi tanggungjawab BKKBN.

Lanjutnya, Kodim 0110 Abdya, berpartisipasi dan mengambil peran dalam berbagai kegiatan yang mendukung program pencegahan dan percepatan penurunan stunting.

“Ini perintah dan amanah dari Bapak Presiden maka dari itu harus kita laksanakan. Saya yakin dengan memperkuat sinergisitas dan kolaborasi dari berbagai pihak, percepatan penurunan dan pencegahan stunting di Abdya bisa terlaksana dengan baik. Maka dari itu hari ini saya mengajak BKKBN Aceh menggelar segera rapat koordinasi bersama TNI, IBI, dan PKK, di Abdya semoga dengan komitmen bersama stunting dapat diturunkan,” harapnya.

Sementara itu, Ketua IBI Aceh, Elfira Wahyuni, SKM, mengatakan, bahwa bukan semata-mata stuntingnya yg menjadi masalah. Tetapi yang lebih penting adalah proses terjadinya stunting bersamaan dengan proses terjadinya hambatan pertumbuhan dan perkembangan semua organ lainnya seperti otak, jantung, ginjal, dan pankreas.

Lanjutnya, untuk itu perlu upaya pencegahan dengan langkah 1000 Hari Pertama kehidupan dan penanganan dengan stimulasi, pengasuhan, dan pendidikan berkelanjutan.

“Karena itu kami, kebidanan berfokus penurunan dan pencegahan stunting pada: promosi kesehatan 1000 HPK, upaya pencegahan, asuhan pada ibu pra hamil dan hamil, pertolongan persalinan normal, asuhan post partum, asuhan bayi dan balita, kesehatan reproduksi perempuan dan KB, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, serta melaksanakan asuhan kegawatdaruratan sesuai dengan kompetensi dan kewenangan, atau merujuk untuk kasus risti dan komplikasi,” jelasnya.

Ia juga mengatakan, derajat kesehatan bayi dan balita ditentukan oleh tingkat kesehatan periode sebelumnya yaitu kesehatan ibu hamil dan bersalin.
“Perlu peningkatan pemgetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat tentang kesehatan reproduksi, bayi, balita, termasuk ASI ekslusif.
Perlu peningkatan kualitas dan komitmen bidan terhadap peningkatan kesehatan ibu hamil, ibu bersaling, Bayi dan balita,” demikian pungkasnya.
Stunting adalah ganguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya dibawah standar anak diusianya.(Mar/Rel)