Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Operator penerbangan Garuda Indonesia Airways (GIA) sudah mempersiapkan seluruh kebutuhan calon jamaah haji (CJH) Aceh yang mulai terbang dari Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang Aceh Besar pada Minggu (18/5/2025) pagi.
Hal itu disampaikan Nano Setiawan, General Manager (GM) PT Garuda Indonesia Cabang Aceh dalam konferensi bersama tentang keberangkatan CJH Aceh di Asrama Haji Banda Aceh, Jumat (16/5/2025) siang jelang sore.
Konferensi pers yang dihadiri puluhan wartawan media cetak, online dan elektronik dipimpin Kakanwil Kemenag Aceh, Drs H Azhari MSi bersama pihak Imigrasi dan pejabat di lingkungan Kemenag Aceh.
Dia menjelaskan pelayanan terbaik akan diberikan kepada seluruh CJH Aceh, khususnya bagi orang lanjut usia (lansia) dan orang berkebutuhan khusus. Disebutkan, sejumlah akomodasi telah dipersiapkan, seperti bus dilengkapi toilet untuk membawa CJH ke Bandara SIM, termasuk saat kembali ke Aceh.

Persiapan lainnya, katanya, telah berkoordinasi dengan pihak BMKG dan juga Pertamina, termasuk dengan Koopsud 1 Lanud SIM dengan melakukan pertemuan dua kali.
“Kami sudah siap mengantar jamaah dari Asrama haji ke airport dengan bus,” ujarnya seraya menambahkan simulasi juga telah dilaksanakan dengan baik. Disebutkan, kursi roda dan payung untuk CJH juga telah dipersiapkan, termasuk kursi roda di dalam pesawat.
Hal lainnya, membantu jamaah lansia dan berkebutuhan khusus untuk boarding di bandara. Ditambahkan, pesawat yang digunakan termasuk jumbo, dengan kabin mampu mengangkut 396 orang atau sesuai jumlah CJH yang diangkut.
Untuk jenis pesawat, katanya, menggunakan Boeing 777-300er, pesawat jetliner berbadan lebar dengan mesin ganda yang dirancang untuk perjalanan jarak jauh. Seluruh kloter Aceh dari 1 sampai 12 akan dilayani Garuda Indonesia dan saat kepulangan bersama Lion Air dan Saudi Airlines.
Pesawat ini mampu mengangkut hingga 396 penumpang dalam konfigurasi dua kelas, standar dan bisnis dengan jarak tempuh hingga 7.370 mil laut atau 13.650 km per jam.
Nano Setiawan menjelaskan para CJH Aceh akan berada di kabin pesawat selama 7,5 jam dari Bandara SIM sampai Bandara Jeddah, Arab Saudi. Dikatakan, selama penerbangan disediakan makanan utama dan ringan selama terbang 37.000 kaki di atas Bumi.
Dia menyatakan menu makanan telah disesuaikan dengan selera para jamaah, seperti ikan keumamah, ayam tangkap dan sederetan makanan lainnya yang populer di Aceh.
Untuk persoalan delay atau tunda, Nano mengaku telah mengantisipasi, bekerja sama dengan sejumlah pihak, khususnya pihak perhotelan di Banda Aceh. “Ini menjadi tanggung jawab kami, jika ada pesawat Garuda delay,” ujarnya.
Bahkan, katanya, jika pesawat memang tidak bisa terbang, maka akan diminta pesawat Garuda dari Jakarta untuk menanggulangi persoalan tersebut. “Tetapi, kita semua tidak mengharapkan hal ini terjadi, sehingga semua jamaah dapat terbang sesuai jadwal yang telah ditetapkan,” ujarnya.(Muh)