Daerah  

Pj Wali Kota Banda Aceh Buka Training Raya HMI

Pj Wali Kota Banda Aceh, H Bakri Siddiq SE MSi saat membuka Training Raya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banda Aceh, di Aula Lantai IV Gedung Mawardy Nurdin Balai Kota Banda Aceh, Sabtu (15/10/2022) malam. FOTO/ PROKOPIM PEMKO BANDA ACEH

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Pj Wali Kota Banda Aceh, H Bakri Siddiq SE MSi membuka secara resmi Training Raya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banda Aceh, di Aula Lantai IV Gedung Mawardy Nurdin Balai Kota Banda Aceh, Sabtu (15/10/2022) malam.

Training Raya HMI Cabang Banda Aceh ini menjadi spesial karena dihadiri juga oleh sejumlah tokoh yang kini sedang menempati posisi strategis di berbagai lembaga. Sebut saja Safaruddin, Wakil Ketua DPRA yang sering disebut mentor terbaik di kalangan HMI. Kemudian juga hadir Sabri Badruddin, anggota DPRK Banda Aceh yang kini sedang menjabat sebagai Presidium Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Banda Aceh. Kemudian hadir juga Mastur Yahya dan Prof Syamsul Rijal yang juga alumni HMI. Saat membuka Training Raya ini, Bakri Siddiq menyampaikan sejumlah pesan.

Ia mengatakan Pemko menyambut baik kegiatan berlevel Nasional tersebut digelar di Kota Banda Aceh. “Sebagai ibukota provinsi Aceh, kami welcome dan terbuka bagi siapa saja, apalagi yang datang ini adalah pemuda-pemuda terbaik bangsa. Aceh sebagai salah satu daerah dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, semoga semangat perjuangan rakyat Aceh dapat tersalurkan bagi teman-teman yang mengikuti acara pengkaderan ini,” kata Bakri Siddiq.
Kata Bakri, HMI merupakan organisasi pergerakan Islam, dibentuk dan dipimpin oleh orang-orang hebat dan cerdas. Sejak HMI didirikan 5 Februari 1947 sampai hari ini, harus diakui bahwa organisasi ini telah memberikan banyak kontribusi terhadap bangsa dan negara, baik dalam dunia pergerakan mahasiswa, begitupun dalam pemerintahan, baik eksekutif, legislatif maupun lembaga peradilan.
“Ada ratusan kader-kader terbaik yang lahir dari rahim pergerakan HMI yang memegang posisi penting di negeri ini, seperti Jusuf Kala, Yusril Ihza Mahendra dan banyak lagi, ada ratusan kader cemerlang HMI lainnya,” ungkap Pj Wali Kota.

Terkait Training Raya yang digelar HMI, Bakri Siddiq berharap akan lahir kader-kader yang memiliki kapasitas intelektual dan menjadi pelopor perubahan bagi masyarakat, termasuk memberikan ide-ide konstruktif kepada Pemko Banda Aceh dalam menjawab tantangan yang ada.
“Saya dilantik pada 7 Juli lalu. Saat itu kondisi keuangan Banda Aceh sedang tidak baik-baik saja. Itu menjadi tantangan. Alhamdulillah, berkat kerja keras kita semua dan didukung DPRK saat ini keuangan kita sudah mulai membaik setelah dilakukan rasionalisasi. PNS, Keuchik dan aparatur gampong sudah bisa tersenyum karena hak-hak mereka sudah lancar. Banda Aceh sekarang sudah berada di jalur on the track. Kita butuh dukungan, termasuk dari adik-adik HMI,” kata Bakri.

Ia kemudian mengatakan memiliki cita-cita membawa Banda Aceh kembali ke jalur yang benar. Selain tata kelola keuangan, ia juga sedang meningkatkan tata kelola pemerintahan dengan memaksimalkan SDM terbaik yang ada di Banda Aceh.
“Banda Aceh adalah berandanya Aceh. etalase nanggroe, cerminan dan miniaturnya Aceh. Ketika orang melihat Banda Aceh, seperti melihat Aceh secara keseluruhan. Karenanya kita semua harus bersama-sama membangun Banda Aceh ini menjadi lebih baik,” ajak Bakri Siddiq.

Di akhir sambutannya, ia mengajak seluruh kader HMI untuk ikut mempromosikan Banda Aceh. Kota yang memiliki konsep wisata religi sebagai andalan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Kita konsisten kembangkan wisata religi. Dengan ini kita ingin warnai Indonesia, mari sama-sama kita promosikan Banda Aceh,” ajak Pj Wali Kota.
Sabri Badruddin juga berkesempatan menyampaikan sambutan pada acara ini. Ia mengapresiasi Pj Wali Kota yang sangat menaruh perhatian untuk perkembangan HMI.
“Saat kita sampaikan proposal untuk menggunakan gedung ini, Pak Wali langsung menyetujui untuk acara malam ini,” ujar mantan Ketua KNPI Kota Banda Aceh itu.
Karenanya, ia mengajak seluruh kader HMI untuk memberikan dukungan kepada Pemko yang dipimpin Bakri Siddiq.
“Adik-adik semua saya minta untuk mengawal kepemimpinan Pak Wali. Berikan dukungan terhadap program-program beliau. Jika ada yang keliru, berikan masukan, tentu saja dengan gaya dan karakter HMI,” kata Sabri Badruddin.

Pj Wali Kota Banda Aceh, H Bakri Siddiq SE MSi bersama Wakil Ketua DPRA Safaruddin dan Anggota DPRK Banda Aceh Sabri Badruddin berbincang saat pembukaan Training Raya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Banda Aceh, di Aula Lantai IV Gedung Mawardy Nurdin Balai Kota Banda Aceh, Sabtu (15/10/2022) malam. FOTO/ PROKOPIM PEMKO BANDA ACEH

Sebelumnya, Ketua Umum HMI Kota Banda Aceh, Zuhal Rizki Maulana Fauzi menyampaikan jumlah peserta keseluruhan forum training sebanyak 69 orang. Rinciannya untuk Intermediate Training 35 orang, latihan khusus kohati 21 orang dan senior course 13 orang.

Pesertanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia, yakni dari Sulawesi Tenggara, Sumatera, Jakarta, Batam, Padang, Bukittinggi dan sejumlah daerah lainnya.
Training digelar selama 7 hari mulai dari tanggal 15 Oktober sampai dengan tanggal 22 Oktober. Kegiatan ini juga dilakukan field trip, yakni berkunjung ke sejumlah destinasi wisata yang ada di Banda Aceh, seperti Museum Tsunami, PLTD Apung dan destinasi menarik lainnya.

Training Raya ini mengusung tema “Konsolidasi Gerakan HMI dalam Menyiapkan Generasi Bangsa Menyongsong Indonesia Emas 2045”.
Kata Zuhal, Training Raya atau yang juga dikenal dengan Intermediate Training (LK 2) merupakan jenjang pelatihan formal lanjutan pengkaderan HMI yang memiliki fokus pengembangan dan pemantapan diri setiap kadernya.

Tujuan Intermediate Training untuk terbinanya kader HMI yang memiliki kemampuan intelektual dalam memetakan peradaban dan memformulasikan gagasan dalam lingkup organisasi, sehingga diharapkan berguna untuk meningkatkan daya kritis penalaran serta kepekaan kader terhadap kondisi sosio lingkungan disekitarnya.

Dengan kegiatan ini, diharapkan akan lahir kader kader HMI yang memiliki kapasitas intelektual dan menjadi pelopor masyarakat, termasuk memberikan masukan konstruktif kepada pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.(Sdm/Rel)