SP Bungong Jeumpa Aceh Prihatin atas Krisis Air Bersih di Lhoknga

Yeni Hartini, Koordinator Program Solidaritas Perempuan Bungoeng Jeumpa Aceh, di Aceh Besar, Kamis (15/5/2024) FOTO/ ALDI R

Kabarnanggroe.com, Kota Jantho – Solidaritas Perempuan (SP) Bungoeng Jeumpa Aceh menyatakan prihatin atas terjadinya krisis air bersih di Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar. Bahkan, krisis yang terjadi kali ini kian meresahkan warga karena mulai muncul keluhan gatal-gatal pada kulit akibat penggunaan air sumur yang berkualitas rendah, keruh dan berbau.

Hal itu disampaikan Koordinator Program SP Bungoeng Jeumpa Aceh, Yeni Hartini kepada Media Pos Aceh terkait krisis air bersih di kawasan Lhoknga dan sekitarnya, yang semakin memburuk, Kamis (16/05/2024).

“Kali ini tidak hanya persoalan krisis air bersih, namun diperparah lagi dengan keluhan warga setempat yang mengalami gatal-gatal akibat penggunaan air sumur yang tidak baik kualitasnya karena agak berwarna dan berbau karat selama musim kemarau ini,” kata Yeni Hartini.

Dia mengapresiasi beberapa yang menunjukkan kepeduliannya terhadap krisis air bersih yang kian mengkhawatirkan tersebut, seperti PDAM Tirta Mountala, Satuan Brimob Polda Aceh dan PDAM Tirta Daroy, yang sudah membantu menyalurkan air bersih kepada warga Lhoknga dan sekitarnya, sejak krisis itu melanda.

Menurut Yeni, PT Solusi Bangun Andalas (SBA) sebagai perusahaan yang beroperasi di kawasan tersebut, seharusnya dapat membantu masyarakat dalam pemenuhan air bersih. Kendati itu, PT SBA justru terlihat sibuk dengan agenda mempersiapkan perjanjian bersama pihak Kecamatan Leupung untuk pengambilan kembali air dari sungai Sarah tanpa memberikan solusi konkret terhadap masalah yang dihadapi warga.

“Seharusnya PT SBA bisa membantu mayarakat dalam hal pemenuhan air bersih, tapi perusahaan malah lagi sibuk meeting untuk adendum kembali dengan pihak kecamatan leupung untuk pengambilan air dari sungai Sarah lagi,” ungkap Koordinator SP Bungong Jeumpa Aceh itu.

Yeni Hartini menegaskan bahwa tanggung jawab pemerintah dalam sektor kesehatan sangat penting saat ini. Ia menyatakan perlunya intervensi cepat dan pemeriksaan kualitas air sumur yang digunakan masyarakat untuk mengidentifikasi penyebab masalah gatal-gatal yang sedang melanda warga. Keluhan ini menjadi alarm penting, terutama karena masyarakat telah mengandalkan air sumur selama musim kemarau ini.

“Pemerintah harus turun tangan, terutama Dinas Kesehatan harus segera mengecek kandungan air sumur masyarakat, sehingga terdeteksi penyebab gatal-gatal yang di alami warga, karena mereka mengeluhkan gatal karna menggunakan air sumur selama kemarau ini,” ucapnya.

“Kemarau kali ini memang agak lain, sebelumnya kalau kemarau, pas turun hujan air sumur segera penuh. Namun kali ini, meski hujan tapi air tidak bertambah signifikan. Gampong naga umbang dan Gampong lain di kecamatan lhoknga tidak baik baik saja karena air tanah sudah kering, sehingga hujan tidak mempengaruhi bertambahnya debit air sumur,” tambah Yeni.

Krisis air bersih di Aceh Besar telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, dan langkah konkret serta koordinasi yang lebih baik antara pihak terkait menjadi suatu keharusan mendesak untuk mengatasi permasalahan yang semakin memburuk ini. (Aldi)