Pemkab Aceh Besar Dukung Penuh Program Ekosistem Keuangan Inklusif di Lhoong

Sekda Aceh Besar Drs. Sulaimi M.Si menghadiri kegiatan seremonial Percepatan Akses Keuangan Melalui Pengembangan Wilayah EKI dan BIK Tahun 2024 di Sentra produksi nilam, Gampong Umong Seuribee, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar, Senin (14/10/2024). FOTO/ RINALDI

Kabarnanggroe.com, Kota Jantho – Pemerintah Kabupaten Aceh Besar melalui Sekdakab Drs. Sulaimi M.Si menyatakan dukungannya terhadap implementasi Program Ekosistem Keuangan Inklusif di Gampong Umong Seuribee, sebagai upaya meningkatkan inklusi keuangan di masyarakat.

Hal ini disampaikan saat menghadiri kegiatan seremonial Percepatan Akses Keuangan Melalui Pengembangan Wilayah Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) dan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) Tahun 2024 yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Sentra produksi nilam, Gampong Umong Seuribee, Kecamatan Lhoong, Aceh Besar, Senin (14/10/2024).

Sekda Aceh Besar Sulaimi menyampaikan Akses keuangan masyarakat yang lebih luas, bertangungjawab dan produktif diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan dan memperkuat perekonomian nasional.

“Kolaborasi dan sinergi untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di daerah penting dilakukan. Dengan memiliki literasi dan inklusi keuangan yang baik, maka akan memperluas dan membuka basis ekonomi baru di daerah. Hal ini merupakan komitmen dan respon yang tepat dan dapat dilakukan dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

Sulaimi menegaskan bahwa kesejahteraan masyarakat adalah tanggung jawab besar yang harus diperhatikan oleh semua pihak.

Ia berterima kasih kepada OJK yang telah menggagas program ini, dan mengharapkan masyarakat yang serius menjaga dan merawat nilam ini dengan sumber daya yang ada dan dengan sumber daya yang telah diberikan oleh OJK, apalagi di tengah pesatnya perkembangan teknologi, masyarakat bisa terus mengandalkan hal-hal yang bersifat konvensional.

Menurutnya, literasi dan inklusi keuangan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan ekonomi nasional, karena tingkat inklusi keuangan menjadi salah satu indikator pembangunan ekonomi yang dapat meningkatkan fungsi intermediasi lembaga keuangan.

Sulaimi juga menyebutkan program ini akan memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat, terutama dalam hal literasi keuangan.

Ia menekankan pentingnya silaturahmi dan kolaborasi antara masyarakat dan lembaga keuangan untuk meningkatkan kepercayaan dan mendapatkan dukungan perbankan.

“Tidak menutup kemungkinan sudah kenalnya dengan lembaga keuangan, bisa saja ketika masyarakat menghadapi persoalan-persoalan terkait dengan kebutuhan aspek keuangan, itu bisa berkomunikasi dan terjalin silaturahmi antara masyarakat itu menimbulkan kepercayaan,” ucapnya.

Acara tersebut turut dihadiri Duta besar swiss untuk Indonesia, HE Mr Oliver Zehnder, Kepala SECO Indonesia Ms. Violette Ruppanner, Manajer Program SECO Mr. Jonas Grunder, Pengacara SECO Mr. Nikolaus Gyamfi, National Project Officer SECO Indonesia Mr. Muhammad Halil Rahim, Kepala OJK Pusat Mahendra Siregar, Kepala OJK Aceh, Daddi Peryoga, Wachjono, Plt. Direktur Utama BAS Fadhil Ilyas, Kepala SKPA terkait, Kepala BAS Cabang Jantho Afzal Ilmi dan para petani nilam beserta tamu undangan lainnya.(Rinaldi)