Kabarnanggroe.com, Aceh Besar – Ustad H Masrul Aidi Lc mengingatkan masyarakat tidak melupakan sejarah lahirnya Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi akhir zaman. Kebanyakan masyarakat Aceh saat ini tidak hanya melupakan sejarah Nabi, malah sering melupakan sejarah bangsa sendiri. Banyak kuburan para raja dan pahlawan sering terbengkalai tanpa ada kepedulian, merupakan bukti masyarakat sering melupakan sejarah.
Hal ini disampaikan Ustad Masrul Aidi saat ceramah maulid di kompleks Masjid Asy Syuhada Lampanah, Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar, Minggu (13/11) malam.
Sejarah lahirnya Nabi, sebutnya perlu diceritakan secara berulang kepada para generasi dan anak-anak. Sangat miris, jika melihat perkembangan zaman sekarang ada orang yang tidak tahu akan tahun lahirnya Nabi Muhammad, siapa nama ayah dan kakek Nabi, apalagi tentang sejarah perjuangan Nabi yang harus disampaikan berdasarkan referensi yang akurat dan tepat.
“Ini merupakan bukti kita tidak cinta kepada Nabi, maka dengan momentum Maulid Nabi, mari kita kembali mencontoh aktivitas Nabi dan kita jadikan idola dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana tema maulid malam ini” ujar pimpinan Ponpes Babul Maghfirah, Cot Keu eung, Aceh Besar ini.
Ustad Masrul juga mengajak masyarakat untuk menjaga silaturrahim antar sesama, tidak saling bertikai dalam hal yang sepele. Selain itu, kekayaan alam Aceh tidak sebanding dengan luasnya wawasan masyarakat untuk mengelolanya. Masyarakat selalu berfikir tentang layaknya hidup seseorang jika sudah menjadi orang kantoran, padahal sumber daya alam yang melimpah bisa dimanfaatkan jika berwawasan luas tentang bagaimana cara mengelolanya.
Terkait pelaksanaan syariat Islam, Ustad Masrul Aidi juga menyinggung bahwa syariat islam di Aceh bisa dikatakan gagal. Buktinya, ketika pandemi covid-19 dalam waktu 2 tahun bisa mengedukasi masyarakat untuk memakai masker, sementara penerapan syariat Islam yang sudah berjalan 20 tahun, masih belum bisa merubah akhlak dan perilaku manusia di Aceh.
“Jika ada perempuan pakai celana ketat, laki-laki pakai celana pendek menampakkan aurat serta banyaknya anak muda yang pacaran, belum banyak yang berani menegur akan haramnya, tapi saat orang tidak memakai masker, banyak orang yang mengingatkan akan pentignya masker tersebut. Ini salah satu contoh bahwa syariat islam di Aceh masih belum tercapai seperti yang diharapkan” sebut Ustad Masrul
Sementara Imum Mukim Reukih, Mahya Zakwan SAg dalam sambutannya berharap syiar agama dan pengajian rutin di masjid harus terus dihidupkan. Pembangunan di Gampong saat ini tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik semata, tapi bagaimana merubah mindset untuk membangun pemberdayaan ekonomi, sumber daya manusia, adat istiadat serta pengelolaan masjid yang baik.
Mukim Reukih kata Mahya, ke depan akan menghidupkan kembali adat istiadat yang hampir hilang tergerus kemajuan zaman, seperti dalail khairat, dikee Aceh dan tradisi kearifan lokal lainnya.
“Contohnya tradisi maulid dan khanduri blang sebagai ajang menjalin kekompakan, silturrahmi dan kebersamaan antar warga.” ujar Mahya yang juga Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kecamatan Indrapuri ini.
Saat ini, sebut Mahya, ada 13 masjid di Kecamatan Indrapuri, namun yang masih aktif kegiatan tahunan hanya beberapa masjid. Selaku Imum Mukim, akan bekerjasama dengan mukim lainnya agar semua masjid hidup syiar dan agenda tahunan sehingga generasi muda menjadi generasi yang cinta masjid.
Pelaksanaan maulid di masjid Asy Syuhada Lampanah juga dibarengi dengan khanduri maulid di siang harinya.
Ketua Umum Remaja Masjid Asy Syuhada, Almusahhari SPd didampingi Ketua Panitia, Dian Maulidi mengatakan agenda maulid ini merupakan agenda rutin remaja masjid bekerjasama dengan Badan Kemakmuran Masjid (BKM). Bertujuan untuk menggalakkan syiar islam bagi warga masyarakat dalam menghidupkan masjid.
“Kami berharap kegiatan ini bisa terus dilakukan dengan dukungan perangkat gampong dan masyarakat Lampanah” tuturnya.
Turut hadir pada kesempatan itu, Imam Masjid Asy Syuhada Lampanah, Tgk Saifullah M Ali, Ketua BKM, Drs Sayed M Husen, Ketua Pembangunan, Husaini Arsyad ST, para imam meunasah, Keuchik se-Kemesjidan Asy Syuhada, koramil serta tokoh masyarakat setempat.
Kegiatan juga diwarnai dengan penampilan puitisasi Qur’an yang dipersembahkan santri TPQ Tgk Chik Lamreh. (Abrar)