Anggota DPRK Keuchik Arifin: Sukses Sejati Bukan Jabatan Dunia, Tapi Akhir Hayat dengan Kalimat Lailahaillallah

Anggota DPRK Banda Aceh Keuchik Arifin dalam kegiatan zikir dan tausiyah di Banda Aceh, Selasa (14/10/2025). FOTO/ MAR

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Anggota DPRK Banda Aceh sekaligus Wali Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia (MPPTI) I, Keuchik Arifin, mengingatkan masyarakat agar tidak terjebak dalam pandangan duniawi tentang kesuksesan. Dalam tausiyahnya, ia menegaskan bahwa keberhasilan sejati bukan terletak pada jabatan atau harta, melainkan pada akhir kehidupan yang husnul khatimah — saat seseorang mampu mengucapkan kalimat lailahaillallah.

“Orang sukses bukan yang mendapatkan jabatan dunia, tapi yang di akhir hayatnya bisa mengucapkan lailahaillallah. Itulah keberhasilan tertinggi seorang hamba di sisi Allah,” ujar Keuchik Arifin dalam kegiatan zikir dan tausiyah di Banda Aceh, Selasa (14/10/2025).

Menurutnya, segala bentuk kekuasaan, jabatan, dan kemewahan hanyalah titipan sementara. Semua itu akan sirna tanpa makna bila tidak diiringi dengan keikhlasan dan penghambaan kepada Allah SWT. Ia mengajak masyarakat untuk memperbanyak dzikir dan memperdalam ilmu tasawuf atau ilmu sufi, agar hati senantiasa terjaga dari kesombongan dan cinta dunia. “Ilmu sufi mengajarkan kita bahwa semua milik Allah. Apa pun yang kita lakukan harus berlandaskan ketauhidan dan hanya mengharap ridha-Nya,” jelasnya.

Keuchik Arifin juga menekankan pentingnya menjaga hubungan baik, baik dengan Allah maupun sesama manusia. Menurutnya, ketenteraman batin akan lahir jika manusia berbuat baik, saling menghormati, dan menyadari bahwa setiap takdir adalah kehendak Allah SWT. “Berbaik hati kepada manusia adalah wujud dari pengamalan tauhid. Semua yang kita miliki terjadi karena izin Allah, bukan karena usaha kita semata,” tambahnya.

Lebih jauh, ia mengajak masyarakat untuk menjadikan zikir Rateb Seribee dan pengajian tasawuf sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Melalui kegiatan tersebut, umat dapat mendekatkan diri kepada Allah, menumbuhkan rasa syukur, dan menata niat agar setiap amal perbuatan hanya untuk mencari ridha Ilahi. “Zikir dan tasawuf bukan sekadar ritual, tetapi jalan menuju kesadaran hakiki bahwa hidup ini sepenuhnya milik Allah,” tuturnya.

Menutup pesannya, Keuchik Arifin mengingatkan bahwa hidup di dunia hanyalah sementara dan setiap manusia harus mempersiapkan diri untuk kehidupan yang kekal di akhirat. “Kita berharap menjadi salah satu hamba yang dipilih Allah untuk memperoleh nikmat iman hingga akhir hayat. Semoga kita semua menutup kehidupan dengan husnul khatimah dan kalimat lailahaillallah terucap di bibir serta terpatri di hati,” pungkasnya.(Mar)