kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Bisnis kerajinan tangan merupakan bisnis yang menjanjikan dalam menyikapi kurangnya lapangan pekerjaan dan menjadi faktor pendorong sebagian orang untuk membuka bisnis sendiri. Daya kreativitas yang dimiliki seseorang merupakan potensi penting untuk bisa mencapai kesuksesan dalam berbisnis. Untuk membuka bisnis handicraft sangat membutuhkan ide-ide kreatif yang menjadi dasar dalam mengembangkan bisnis dalam meraih kesuksesan di masa mendatang.
Owner Mysacoll craft, Safitriah mengatakan, Pandemi Covid-19 telah mengguncang berbagai sektor kehidupan manusia, tidak terkecuali dalam sektor ekonomi. Pelaku usaha baik sektor pemerintahan maupun swasta tidak lepas terkena imbas dari pandemi ini, Dimana semua orang merasakan dampak penurunan bagi usaha nya.
“Karena ketika di tetapkan peraturan pengurangan aktivitas di luar dan WFH, membuat masyarakat lebih banyak berdiam dirumah, efeknya setiap orang mencoba mengisi hari harinya dengan berbagai kegiatan di area rumah salahsatunya termasuk memperindah interior,” katanya, Selasa (14/5/2024).
Ia menjelaskan, Mysacoll, UMKM yang bergerak di bidang kriya. Berdiri sejak tahun 2020 di Kota Langsa. Bermula dari reseler dompet koin, yang beberapa saat kemudian itu ditetapkanlah adanya pandemi covid-19 ditahun yang sama.
“Kemudian kami mulai mencoba memproduksi produk rumahan dan produk kesehatan seperti tempat tisu, lap handuk gantung, dompet tisu dan masker berbahan kain. Hal ini mendapat respon yang sangat baik dari masyarakat dan terjual hingga ke luar kota saat itu,” ucapnya.
Ia mengatakan, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mendorong Mysacoll untuk meningkatkan kualitas, agar nantinya produk yang dihasilkan mampu bersaing dilevel nasional dan semakin diminati masyarakat.
“Diskop UKM Aceh telah menjadi pendorong utama bagi kami untuk melangkah maju dalam mengembangkan standar kualitas produk, dan inpirasi menambah variasi model produk,” ungkap Owner Safitriah, salah satu dukungan ialah memberikan bantuan peralatan usaha untuk memaksimalkan proses produksi Mysacoll.
Menurut Ipit paggilan akrab Saftriah, langkah tersebut menjadi contoh nyata bagaimana dukungan yang tepat dari Pemerintah Aceh melalui Diskop UKM Aceh dapat memberikan dampak yang signifikan bagi pengembangan usaha UMKM seperti Mysacoll. Hal ini menunjukkan komitmen bersama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal serta memberikan peluang lebih besar bagi UMKM.
“Diskop UKM Aceh telah membuka pintu bagi kami untuk tidak hanya meningkatkan kualitas produk kami tetapi juga memberikan kontribusi positif yang lebih besar terhadap Mysacoll,” pungkasnya. (Adv)