3 Akal-akalan Erdogan buat Kalahkan Musuh Jelang Pemilu Turki

Presiden Recep Tayyip Erdogan dianggap mengeluarkan jurus-jurus untuk mendepak rivalnya dalam pemilihan presiden Turki pada 14 Mei mendatang. (Reuters/Presidential Press Office)

Presiden Recep Tayyip Erdogan dianggap mengeluarkan jurus-jurus untuk mendepak rivalnya dalam pemilihan presiden Turki pada 14 Mei.
Erdogan memang akan mencalonkan diri lagi jadi presiden di masa pemerintahannya yang sudah dua dekade ini.

Ia pun menggembar-gemborkan sejumlah hal demi meraup suara dalam pemilu. Berikut ini beberapa taktik Erdogan memenangkan pemilu Turki.

1. ‘Goreng’ isu LGBT
Saat kampanye pilpres pada 4 Mei lalu, Erdogan menyatakan bakal melawan kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di negara tersebut.

Erdogan berkata demikian saat dirinya panen kritik karena krisis ekonomi serta gempa bumi dahsyat yang melanda Turki pada Februari lalu.

Dia berusaha memperbaiki citranya dengan menunjukkan nilai-nilai keagamaan konservatif agar memperoleh dukungan warga Turki yang mayoritas memang beragama Muslim.

“Keluarga itu suci bagi kami. Keluarga yang kuat berarti bangsa yang kuat. Apa pun yang mereka lakukan, cukuplah Tuhan bagi kami,” katanya.

2. Tuding oposisi LGBT
Bukan cuma menolak LGBT, Erdogan bahkan mengambil langkah ekstrem dengan menuding saingan politiknya gay.

Tudingan itu ditujukan terutama pada pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP), Kemal Kilicdaroglu, yang merupakan rival terkuat Erdogan di pemilu.

“Kami tahu bahwa Kemal adalah seorang LGBT. CHP itu LGBT. Partai IYI adalah LGBT. HDP adalah LGBT. Sebagai Aliansi Rakyat (koalisi partainya), kami menentang ini,” kata Erdogan menyebut seluruh oposisi di pilpres.

Erdogan dan Kilicdaroglu belakangan memang bersaing ketat memperoleh suara pemilih. Dalam sejumlah survei,Erdogan bahkan kalah tipis dari Kilicdaroglu.

Seperti dilansir RT, sebelum ini Erdogan juga sudah pernah menuding Kilicdaroglu dan sekutunya sebagai kelompok yang mendukung hak kaum LGBT.

Dia juga melontarkan tudingan serupa dalam beberapa kampanye koalisinya yang lain di Kota Rize.

Kilicdaroglu sendiri bukanlah pendukung hak-hak LGBT yang vokal dan blak-blakan. Namun, ia memang pernah berjanji untuk mengembalikan Konvensi Istanbul jika terpilih.

Konvensi Istanbul adalah perjanjian mengenai hak asasi manusia (HAM) internasional di bawah naungan Majelis Eropa. Konvensi ini ditandatangani oleh 45 negara ditambah Uni Eropa pada 2011.

Pada 2021, Turki menarik diri dari konvensi ini karena menganggap perjanjian tersebut telah “dibajak oleh sekelompok orang yang mencoba menormalkan homoseksualitas.”

Turki keluar diduga karena salah satu pasal dalam konvensi yang menyatakan perempuan transgender adalah perempuan sebenar-benarnya.

3. Naikkan upah PNS 45 persen
Menaikkan upah minimum pekerja publik sebesar 45 persen juga disebut-sebut menjadi salah satu upaya Erdogan memenangkan pemilu 14 Mei mendatang. Keputusan ini bahkan dirilis lima hari menjelang pilpres.
“Kami menaikkan upah sebesar 45 persen, termasuk bagian kesejahteraan,” kata Erdogan, seperti dikutip Al Jazeera.

“Dengan demikian, kami menaikkan upah pekerja publik dengan jumlah terendah menjadi TL15.000 (setara Rp11,3 juta).”

Di samping itu, Erdogan juga berjanji bakal terus mengupayakan kenaikan gaji dan pensiun pegawai negeri.
“Bulan Juli sudah ada persiapan [kenaikan gaji] berdasarkan selisih inflasi dan bagian kesejahteraan,” ujarnya.