Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Tim Piala Soeratin dari klub PSAB U-17 berhasil mengimbangi permainan tim PSAA Abulayatama yang dihuni sejumlah pemain Liga 4 dalam laga yang dilangsungkan di Stadion Mini PSAA, Lampoh Keude, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar pada Rabu (13/8/2025) sore, pukul 16.30 WIB
Pertandingan yang bertajuk laga persahabatan atau juga uji coba bagi tim Piala Soeratin U-17 Aceh Besar ini untuk melihat kemampuan pemain seusai berlatih beberapa kali di Lapangan PS Lubuk, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.
Dalam laga yang dipimpin wasit Tarmizi berlangsung seru dan menarik dengan kedua belah pihak saling berusaha melakukan serangan. Namun, pada paruh pertama babak pertama, pemain PSAA lebih banyak menguasai pertandingan dengan mengurung area pertahanan Soeratin Aceh Besar yang berusia 16-17 tahun,

Sejumlah serangan PSAA yang dikomandoi Ayi Jufridar, pemain Liga 4 PSAB tidak berhasil menjebol gawang tim Soeratin Aceh Besar yang dikawal Adil. Bahkan, serangan yang dilakukan dari berbagai sisi, khususnya sayap berhasil digagalkan bek Soeratin Aceh Besar yang dikomandoi Nazil Aftar.
Praktis pada 10 menit awal babak pertama, area pertahanan tim Soeratin dikepung PSAA, sehingga permainan berlangsung setengah lapangan. Bahkan, kiper PSAA, Zikri berdiri di luar kotak penalti, untuk melihat permainan.
Namun, pada paruh kedua babak pertama, tim Soeratin mulai bisa melepaskan diri dari gempuran PSAA dengan melakukan serangkaian serangan sampai area kotak penalti PSAA, tetapi berhasil digagalkan bek PSAA dengan cepat.
Seperti serangan cepat pemain tim Soeratin dengan striker M Tanzil berhasi menerobos area pertahanan PSAA, tetapi juga gagal, karena bola direbut dengan cepat oleh pemain PSAA yang memiliki jam terbang lebih tinggi.
Sampai menit ke-25, skor kedua tim masih 0-0 dengan permainan mulai berimbang. M Raffa Fathary sebagai gelandang Soeratin Aceh Besar terus berusaha menunjukkan performanya dalam mengatur serangan.

Bahkan, beberapa kali tendangannya dari luar kotak penalti sempat membahayakan gawang PSAA, walau tidak menjadi gol. Begitu juga dengan seerangan terobosan, kerap terjebak offside, padahal M Tanzil sudah lari sendiri ke depan gawang PSAA.
Pada menit ke-40, seorang pemain PSAA terjatuh dan pemain memanfaatkan kesempatan untuk minum, karena laga benar-benar menguras tenaga, seiring panas terik menerpa lapangan dengan suhu 33 derajat Celcius.
Dari sini, terlihat jelas, pemain PSAA yang tampak sangat bersemangat pada awal pertandingan, mulai kendor mulai paruh kedua, sehingga dimanfaatkan oleh pemain Soeratin untuk melakukan serangan.
Pemain muda Soeratin tetap memiliki fisik tinggi, walau bermain di bawah cuaca terik. Tetapi, pemain PSAA yang sarat pengalaman bisa mengatur tempo permainan dengan tidak melakukan serangan seperti awal babak pertama.
Permainan mulai tampak berjalan santai, walau sekali-sekali terjadi sprint di sisi sayap, tetapi kalah sigap dengan pemain Soeratin yang masih memiliki stamina tinggi.
Sehingga, sampai wasit Tarmizi meniup pluit, pertanda babak pertama berakhir, skor masih kaca mata 0-0. Memasuki babak kedua, pelatih Mukhlis Nakata didampingi M Hidayat dan Rian Apriliansyah mengganti sejumlah pemain, termasuk kiper oleh pelatih Rahmanuddin.

Pada babak kedua ini, suhu mulai turun dengan cuaca mulai mendung, sehingga permainan kembali hidup. Namun, hanya beberapa PSAA yang diganti, lainnya tetap sama, seperti babak pertama.
Permainan tampaknya mulai didominasi tim Soeratin Aceh Besar dengan melancarkan serangan ke area PSAA. Raffa yang diganti dengan M Arkaan di sektor gelandang tidak berhasil menjalankan tugasnya dengan baik.
Namun, pola serangan yang telah diberikan oleh pelatih Nakata sudah dapat dipraktekkan oleh pemain dalam melakukan serangan, sehingga terjadi sejumlah peluang berbahaya di depan gawang PSAA, yang seharusnya menjadi gol, tetapi tidak juga tercipta gol.
Seperti Luthfi yang berhasil lolos dari jebakan offside, berhasil melaju ke depan gawang, tetapi dengan kecepatan tinggi, seorang pemain PSAA berhasil merebut bola, sekaligus menggagalkan gol.
Begitu juga peluang yang didapat Akhyar pada babak kedua, berhasil lolos dari jebakan offside, tetapi dijegal oleh pemain PSAA, sehingga gagal lagi serangan tim Soeratin.
Sebaliknya, petaka datang untuk tim Soeratin pada menit ke-86 atau 4 menit sebelum laga berakhir, pemain PSAA berhasil melesatkan tendangan dari luar kotak penalti untuk menjebol gawang tim Soeratin yang dikawal M Zayyan alias Yoyok.
Bola tendangan pemain PSAA, awalnya berhasil disentuh Yoyok, tetapi gagal ditepisnya, sehingga masuk ke gawang dan skor pun berubah menjadi 1-0 untuk PSAA.
Dalam waktu tersisa, pemain Soeratin berusaha menyamakan kedudukan dengan melancarkan serangan ke area pertahanan PSAA dan sejumlah peluang didapat, tetapi gagal menjadi gol.
Sampai wasit meniup pluit, pertanda berakhirnya babak kedua atau menit ke-90, skor tidak berubah untuk kemenangan PSAA 1-0. Sedangkan pertandingan ini bukan untuk mencari kemenangan atau kalau, tetapi mengevaluasi pemain Soeratin Aceh Besar yang akan berlaga di Sigli.

Namun, berdasarkan pantauan di Stadion Mini Abulyatama, tim Piala Soeratin Aceh Besar sudah mampu menjalankan pola permainan, seperti dalam latihan di Lapangan PS Lubuk, Aceh Besar, khususnya dalam pola serangan dan bertahan.
Tetapi, permainan belum padu atau chemistry yang belum terbentuk yakni belum padunya pemahaman, kekompakan dan kerjasama antar pemain dalam sebuah tim. Hal itu terlihat, komunikasi antar pemain minim dan tampil belum sepenuhnya sebagai sebuah kesatuan tim.
Sementara itu, pelatih Mukhlis Nakata terus berteriak dari pinggir lapangan untuk memberi instruksi kepada anak asuhnya yang sedang berlaga di lapangan. Dia tidak henti-hentinya, untuk meminta pemain naik saat melakukan serangan atau turun saat mendapat serangan dari lawan.
Dengan komando dari pinggir lapangan, pemain terus berusaha memahami instruksi yang diberikan, sehingga hanya 1 gol yang berhasil diciptakan oleh pemain PSAA, itu pun jelang babak kedua berakhir.
Para pemain tim Piala Soeratin Aceh Besar tidak perlu berkecil hati, tetapi harus makin bersemangat, karena tim yang dihadapi tidak sepadan, antara junior melawan senior. Sehingga, dengan hanya satu gol kebobolan, itu berarti juga sebuah kemenangan dari tim sarat pengalaman tersebut.
Tentunya, pemain Soeratin Aceh Besar ini juga harus mampu mengukur diri sendiri, kekalahan bukan sebuah kegagalan, tetapi sebagai pemicu untuk lebih bersemangat lagi dalam berlatih dan bertanding.(Muh)