Ketua DPRK Aceh Besar Sebut Peringatan Tsunami Momen Introspeksi dan Penguatan Nilai Keislaman

Ketua DPRK Aceh Besar Abdul Muchti Amd menghadiri peringatan 21 tahun musibah gempa dan tsunami Aceh yang digelar oleh masyarakat Kemukiman Lhoknga di Masjid Al-Islah, Lhoknga, Aceh Besar, Senin (12/5/2025) malam. FOTO/ ROJA

Kabarnanggroe.com, Kota Jantho – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Besar, Abdul Muchti Amd, memberikan apresiasi atas terselenggaranya peringatan 21 tahun musibah gempa dan tsunami Aceh yang digelar oleh masyarakat Kemukiman Lhoknga di Masjid Al-Islah, Lhoknga, Aceh Besar.

Menurutnya, kegiatan tersebut bukan hanya menjadi bentuk penghormatan dan doa kepada para syuhada tsunami, tetapi juga momentum untuk memperkuat nilai-nilai keislaman dan semangat kebersamaan masyarakat.

“Peringatan ini sangat penting untuk menjaga ingatan kolektif kita terhadap musibah besar yang pernah menimpa Aceh. Selain sebagai bentuk doa untuk para korban, ini juga menjadi pengingat bagi kita semua agar terus meningkatkan keimanan dan kesiapsiagaan terhadap bencana,” ungkap Abdul Muchti, saat menghadiri peringatan tersebut, Senin (12/5/2025) malam.

Ia juga mengajak masyarakat, khususnya generasi muda, untuk tidak melupakan sejarah kelam yang pernah terjadi di bumi Serambi Mekkah tersebut.

“Kita harus terus wariskan pelajaran dari tsunami kepada generasi kita, agar mereka bisa tumbuh dengan kesadaran sejarah, solidaritas, dan nilai religius yang kuat,” ujarnya.

Abdul Muchti menyampaikan terima kasih kepada para tokoh agama dan masyarakat Kemukiman Lhoknga yang telah menginisiasi kegiatan tersebut secara konsisten setiap tahun.

Di sisi lain, peringatan yang diawali dengan shalat magrib berjamaah serta samadiyah dan doa bersama yang dipandu oleh Tgk Muwalli dan dilanjutkan dengan tausiah yang disampaikan oleh Tgk Walidi Mawardi Bahar.

Dalam tausiahnya, Tgk Walidi mengajak seluruh masyarakat untuk terus mengirimkan doa dan amal shaleh kepada para korban tsunami yang telah berpulang dalam musibah besar yang terjadi pada 26 Desember 2004 silam.

“Apabila ada qasad atau niat dari kita untuk orang yang sudah meninggal, saat kita mengerjakan berbagai ibadah, baik itu pengajian maupun amalan lainnya, maka sebaiknya juga diiringi dengan doa untuk mereka. Insyaallah amal ibadah dan doa kita akan tersampaikan kepada mereka,” ujar Tgk Walidi.

Ia juga menekankan pentingnya menjaga ingatan kolektif terhadap peristiwa tersebut agar menjadi pelajaran berharga bagi generasi selanjutnya serta memperkuat keimanan kepada Allah SWT.

Peringatan yang dihadiri oleh ratusan masyarakat Kemukiman Lhoknga tersebut turut dihadiri oleh unsur Forkopimcam Lhoknga, para tokoh masyarakat, serta ratusan warga yang memadati Masjid Al-Islah.(Wahyu)