Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Ketua TP PKK Aceh, Marlina akan terus memperjuangkan bantuan rumah layak huni untuk eks kombatan dengan meminta semua pihak mendengar suara para istri dan keluarga eks kombatan dalam membangun Aceh.
Istri Gubernur Aceh ini juga mendorong percepatan program bantuan rumah untuk masyarakat kurang mampu dan para eks kombatan di seluruh wilayah Aceh. Hal itu disampaikannya pada pertemuan dengan Direktur Jenderal Perumahan Perdesaan, Dr Drs Imran, MSi MS di Jakarta, Jumat (11/4/2025).
Dikutip dari Humas Aceh, Sabtu (12/4/2025), Marlina menjelaskan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dan eks kombatan, terutama hunian yang layak menjadi bagian penting dari membangun kembali martabat dan kesejahteraan rakyat Aceh.
“Ini bukan soal bantuan semata, tapi soal keadilan, karena para eks kombatan telah berjuang untuk perdamaian, dan mereka berhak hidup dengan layak,” jelas Marlina.
Dia juga menyampaikan akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk organisasi perempuan dan komunitas lokal, untuk memastikan suara masyarakat Aceh, khususnya para istri dan keluarga eks kombatan juga didengar dalam proses pembangunan.
Menanggapi hal tersebut, Dirjen Imran memberi apresiasi atas kepedulian Marlina dan menyebut kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah sangat penting agar program bantuan rumah, termasuk Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) bisa segera terealisasi di daerah prioritas, seperti di Aceh Utara dan Lhokseumawe.
Imran juga menekankan pentingnya data yang akurat dan verifikasi lapangan agar bantuan tidak salah sasaran. Dia mengajak seluruh pemangku kepentingan di Aceh untuk bersinergi dan memanfaatkan momentum dukungan dari pemerintah pusat ini.
“Aceh sedang diperhatikan. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Saya akan terus mengawal ini bukan hanya sebagai istri gubernur, tapi sebagai perempuan Aceh yang peduli pada nasib sesama,” ujar Marlina.
Program ini diharapkan bisa menjadi tonggak baru dalam proses pemulihan pasca konflik dan menjadi bukti nyata bahwa negara hadir di tengah-tengah rakyat Aceh.(Muh)