Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Korban banjir dan longsor di Kabupaten Bener Meriah terancam mengalami “kelaparan panjang” imbas terputusnya jalan darat menuju kabupaten terdekat pasca-banjir bandang yang disusul longsor pada 26 November 2025 lalu.
Warga bernama Satie Ruhdi Koara bercerita, sehari setelah banjir menerjang wilayah itu, bahan pangan mulai dari beras hingga telur ludes. Stok bahan bakar minyak (BBM) juga tak bertahan lama.
Dilansir BBC, Kamis (11/12/2025) untuk bertahan hidup, warga tidak punya pilihan selain berjalan puluhan kilometer, menyusuri curamnya jalan lintas KAA yang amblas dan berlumpur menuju Lhokseumawe.
“Kami mesti berjalan menggendong beras, minyak, melewati longsoran karena stok logistik tidak ada lagi. Kalau akses jalan tidak dibuka, akan membuat kami kelaparan sangat panjang,” ujarnya dari ujung telepon yang jaringannya timbul-tenggelam.
Sudah hampir dua pekan lamanya, warga Bener Meriah hidup terkurung. Itu karena akses darat, biasa disebut Jalan KKA, yang biasa mereka lintasi menuju Lhokseumawe, amblas sangat dalam di beberapa titik akibat diterjang longsor.
Jembatan Teupin Mane yang menghubungkan Bener Meriah-Takengon ke Bireun juga runtuh ditendang derasnya banjir bandang.
“Kalau akses jalan tidak diselesaikan [diperbaiki], bagaimana nasib kami?” kata Satie Ruhdi Koara, Rabu (10/12/2025).
Untuk bisa berkomunikasi dengannya, bapak satu anak ini berkata dia harus mencari area yang dekat dengan kantor bupati. Karena cuma di sanalah ada layanan internet satelit, Starlink.
Pasalnya, jaringan telekomunikasi, listrik, dan air bersih masih padam di banyak tempat. Sangat payah, ungkapnya.
Kepala BNPB, Suharyanto, mengakui dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo bahwa dua kabupaten di Provinsi Aceh yakni Bener Meriah dan Aceh Tengah masih terisolasi.
Karenanya, kata Suharyanto, TNI Angkatan Udara berencana membuka pendaratan pesawat baru di Bandar Udara Rembele, Bener Meriah, untuk memperpendek jalur distribusi bantuan logistik.(Muh/*)






