Dampak Pemadaman Terus Belanjut, Anggota DPRK Banda Aceh Tgk Januar Hasan Minta PLN Beri Kompensasi Kepada Pelanggan

Anggota DPRK Banda Aceh Tgk Januar Hasan FOTO/ MUHAMMAD NU

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Tgk H Januar Hasan dari Fraksi Demokrat menyampaikan tuntutan kepada PT PLN (Persero) terkait dampak pemadaman listrik terus berlanjut di Banda Aceh dan seluruh Aceh secara berulangkali sejak akhir November 2025 akibat bencana banjir bandang dan longsor.

Dia mendesak PLN agar dapat memberikan kompensasi kepada masyarakat, terutama para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mengalami kerugian akibat pemadaman listrik yang berulang kali di Ibu Kota Provinsi Aceh ini .

“Saya berharap, PLN dapat memberi ganti rugi terhadap warga Kota Banda Aceh, khususnya pelaku UMKM yang terpaksa menghentikan usahanya karena listrik padam,” jelas Tgk Januar Hasan kepada media ini pada Rabu (10/12/2025).

Dia menjelaskan kelompok UMKM ini paling terdampak dibandingkan usaha menengah ke atas, karena mereka tidak punya genset. Ditambahkan, warung-warung kopi dan kios kecil terpaksa tutup dan aktivitas rumah tangga juga terganggu dan yang memiliki genset hanya kalangan menengah ke atas.

Anggota Fraksi Demokrat ini meminta PLN untuk mengganti kerugian yang dialami masyarakat, mengingat kesetiaan masyarakat yang selama ini hanya mengandalkan pasokan listrik utama dari PLN, tidak ada dari tempat lain.

Tgk Januar juga menyoroti kondisi jalanan juga menjadi kacau-balau akibat lampu lalu lintas yang tidak berfungsi, menimbulkan kemacetan dimana-mana. Disebutkan, warga Kota Banda Aceh banyak yang keluar rumah pada siang dan malam hari dengan kondisi listrik padam, mencari cafe yang memiliki genset.

Dia berharap Pemerintah Kota Banda Aceh dapat memberi perhatian kepada pelaku UMKM dengan memberi insentif atau bentuk lainnya akibat pemadaman listrik dan naiknya harga-harga bahan produksi dalam membuat kue dan produks UMKM lainnya.

Sebelumnya, sejumlah kelompok UMKM mengeluhkan kondisi listrik padam berhari-hari dan hanya beberapa jam hidup dengan paling 24 jam, kemudian padam lagi. Seperti dilontarkan oleh seorang pekerja bernama Cek Din di panglong kayu Desa Doy, Ulee Kareng.

Dia mengaku tidak bisa bekerja, karena peralatan yang digunakan untuk mengolah kayu tidak bisa dihidupkan karena listrik padam. Sehingga, katanya, pesanan pelanggan tidak dapat dipenuhi dalam waktu segera yang berimbas pada penghasilannya juga tidak ada jika tidak bekerja.

Hal serupa juga dilontarkan oleh seorang pemilik warung kopi di desa yang sama, listrik padam akan berimbas tidak ada pelanggan yang datang, karena tidak ada genset. Sejumlah warung kopi di Ulee Kareng juga terpaksa tutup, karena listrik padam, terutama pada malam hari.

Dengan padamnya listrik yang tidak wajar ini, maka pendapatan warung kopi kecil dan juga usaha rumah tangga pembuat kue, akan turun drastis, bahkan tidak ada sama sekali penjualan, karena tidak bisa memproduksi kue.

Pantauan di pasar Ulee Kareng dalam sepekan terakhir ini, khususnya penjual kue pagi hari banyak yang tutup, karena ibu-ibu rumah tangga tidak bisa memproduksi kue, karena selain listrik padam, juga kesulitan mendapatkan gas 3 kg.(Muh)