Kabarnanggroe.com, Jakarta — Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa, 11/06/2024, diperkirakan melemah seiring pasar mengantisipasi pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Amerika Serikat (AS). Pertemuan ini menjadi perhatian utama karena akan memberikan indikasi arah kebijakan suku bunga di masa mendatang.
Pada awal perdagangan Selasa pagi, rupiah dibuka turun 15 poin atau 0,09 persen menjadi Rp16.298 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.283 per dolar AS.
“Investor mengantisipasi pertemuan FOMC yang dimulai hari ini hingga besok,” kata analis mata uang Lukman Leong kepada Media di Jakarta, Selasa. Ia menambahkan bahwa ketua bank sentral AS atau The Fed, Jerome Powell, diperkirakan akan kembali bernada hawkish menyusul data Non Farm Payrolls (NFP) yang kuat.
Data tenaga kerja NFP AS untuk Mei 2024 tercatat sebesar 272 ribu, lebih tinggi dibandingkan perkiraan pasar sebesar 182 ribu dan capaian bulan sebelumnya yang mencapai 165 ribu. Data ini mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja AS masih kuat, yang bisa menjadi alasan bagi The Fed untuk mempertimbangkan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut.
Lukman Leong memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak di rentang Rp16.200 per dolar AS hingga Rp16.350 per dolar AS sepanjang hari ini. “Fokus investor saat ini adalah menunggu hasil pertemuan FOMC untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai langkah-langkah kebijakan moneter The Fed,” ujarnya.
Dengan pasar yang bersikap hati-hati menjelang keputusan penting ini, volatilitas dalam nilai tukar rupiah diperkirakan akan tetap tinggi. Keputusan dan pernyataan dari pertemuan FOMC ini akan sangat mempengaruhi arah pergerakan rupiah dalam beberapa hari ke depan.