Kepedihan di Kuala Simpang, Aceh Tamiang, Harapan Tumbuh dari Solidaritas

Kabarnanggroe.com, Kuala Simpang — Pemandangan memilukan menyambut setiap langkah ketika kami memasuki pusat kota Kuala Simpang, Aceh Tamiang. Di tengah genangan lumpur dan sisa banjir yang belum surut, saudara-saudara kita tampak berjalan terhuyung, berjuang mengais sisa makanan dan bantuan apa adanya. Sudah sepuluh hari mereka tak dapat mandi; tubuh lelah beristirahat hanya di tepi jalan berlumpur, menggenggam satu harapan sederhana: ada uluran kebaikan yang datang menyapa.

Saat malam tiba, kegelapan menyelimuti tanpa penerangan yang memadai. Suara tangis anak-anak, desahan letih para ibu, dan gumam pasrah para ayah menjadi lantunan duka yang mengiringi dinginnya malam. Di tengah kondisi yang nyaris tanpa asa itu, sebuah cahaya kecil mulai menyala dan dari titik kecil itulah harapan kembali tumbuh.

DPP Laznas Syarikat Islam bersama Laznas Syarikat Islam Sumatera Utara, Deli Serdang, serta DPC Syarikat Islam Langsa bergerak cepat menyalurkan bantuan. Dengan penuh empati, mereka mendistribusikan 7.000 liter air bersih dan paket sembako penting ke masjid-masjid, tangki-tangki air warga, hingga pelosok Rantau. Air bersih itu tidak hanya menjadi kebutuhan dasar, tapi menjadi pelipur lara, agar saudara-saudara kita dapat kembali merasakan kesucian, kesehatan, dan martabat kemanusiaan yang hampir sirna.

Ir Permana, Direktur IT & Multimedia Laznas Syarikat Islam, menyampaikan keprihatinan mendalam sekaligus seruan kebaikan.

“Kita harus bergerak lebih masif. Air bersih adalah kebutuhan vital agar mereka bisa membersihkan diri dan menegakkan kembali harapan. Kami mengisi toren-toren masjid yang menjadi tempat berlindung para penyintas, serta ember-ember di sepanjang pasar Kuala Simpang hingga Rantau,” ungkapnya.

Ini harus terus dilakukan. Semoga semakin banyak dermawan yang tergerak untuk membantu menyediakan kebutuhan penting ini.

Saatnya kita menyatukan hati dalam doa dan aksi nyata. Mari kirimkan bantuan, perhatian, dan kekuatan untuk saudara-saudara kita di Aceh Tamiang. Semoga penderitaan ini segera berlalu, dan mereka dapat memulai kembali hidup dengan lembaran baru yang dipenuhi cinta, kepedulian, dan harapan. *