Petani Kayee Leu Keluhkan Saluran Irigasi Tidak Optimal dan Pupuk Mahal

* Hasil Panennya Juga Menurun

Penampakan kondisi saluran irigasi yang sudah tidak berfungsi ditengah hamparan sawah Gampng Kayee Lee, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Kamis (9/3/2023). FOTO/DJ88

Kabarnanggroe.com, Kota Jantho – Sejumlah petani Gampong (desa-red) Kayee Leu mengeluhkan hasil panen padi dalam dua tahun terakhir menurun disebabkan oleh tidak optimalnya fungsi irigasi dan biaya pupuk sangat mahal.

“Karena curah hujan tinggi di awal tahun 2023 kemarin, sehingga mengkibatkan area sawah terendam banjir. Karena, saluran irigasi tersebut sudah bertahun-tahun tidak diperbaiki oleh pemerintah daerah. Seandainya irigasi itu dibenahi. Saya yakin, saat banjir bisa teratasi dan otomatis hasil panen padi akan meningkat setiap tahun,” kata Muhammad Nizar (52) petani Gampong Kayee Lee Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, Ingin Jaya, Kamis (9/3/2023)

Lanjut Muhammad Nizar, maka akibat genangan banjir tersebut, sebagian besar petani harus merasakan kerugian lantaran tanaman padinya rusak.

“Untungnya, meski sempat diterjang banjir, namun para petani masih ada harapan memanen hasil padi miliknya, meskipun hasilnya turun,” bebernya.

Ia juga mengaku, selain karena banjir, penyebab hasil panen menurun, karena para petani mengalami kesulitan memperoleh pupuk bersubsidi pada saat musim tanam.

Muhammad Nizar (52) petani Gampong Kayee Lee Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar bersama kerabatnya sedang beristirahat diantara tumpukan padi hasil panen mereka yang mengalami penurunan, Aceh Besar, Ingin Jaya, Kamis (9/3/2023) FOTO/DJ88

“Bukan hanya banjir yang kami rasakan saat ini, tapi kami juga kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi. Karena, untuk bisa mendapatkan pupuk bersubsidi harus memiliki kartu, bila tidak ada kartu itu kami harus beli pupuk dengan harga yang sangat mahal,” ungkap Nizar

Ia menambahkan, dalam beberapa tahun ini hasil panen padi emang mengalami penurunan.

“Biasanya hasil panen sekitar 50 karung gabah, namun sekarang hanya 15 karung gabah, sangat jauh bila dibandingkan selama saluran irigasi bagus dan pupuk tidak mahal,” terangnya.

Ia juga berharap, Pemerintahan Kabupaten Aceh Besar harus melihat keadaan yang petani rasakan. Harus diketahui bersama, selama ini para petani sangat terjepit dengan kondisi yang serba mahal.

“Tolong pengertiannya, Karena apa yang kami dapatkan dari hasil panen tidak sebanding dengan pengeluarannya,” pungkas Muhammad Nizar (Dj)