Jika ingin menikmati weekend bersama keluarga atau teman, Bukit Siron bisa jadi destinasi wisata alam terbaik di Aceh. Alam pegunungan, riak sungai berbatu dan berair jernih serta padang sabana nan indah disela perbukitan, membawa angan kita sejenak ke alam “New Zealand” di Selandia Baru. Tapi ini bukan luar negeri. Aceh Besar punya cerita, keindahan alam yang tiada tara sekaligus memanjakan mata bisa kita nikmati secara gratis dengan tempat yang mudah dijangkau. Pantas, Bukit Siron disebut New Zealandnya Aceh.
Kawasan Bukit Siron sendiri berada di jalan lintas Jantho menuju Lamno sepanjang 65 km, yang saat ini jalannya masih tahap pembangunan. Kawasan ini disebut Bukit Siron, karena berada di wilayah perkampungan (gampong-red) Siron Krueng dan Siron Blang yang merupakan pedesaan yang paling dekat dengannya. Dulu, Bukit Siron dikenal juga sebagai “Pentagon”nya Aceh, karena menjadi markas Gerakan Aceh Merdeka (GAM) masa konflik. Kini, keindahannya tersibak saat dibukanya akses jalan Jantho menuju Lamno yang membuatnya pernah viral beberapa waktu lalu.
Akses menuju ke Bukit Siron bisa melewati dua jalur. Pertama dari Kota Jantho, Aceh Besar atau masuk via Waduk Keuliling, kemudian melewati Gampong Siron Krueng dan Siron Blang, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar. Sekitar 1 Jam 45 Menit dari Kota Banda Aceh, jika menggunakan sepeda motor. Sebelum sampai ke tujuan, baik melalui jalur Jantho atau Wadung Keuliling, Kuta Cot Glie, kita akan disuguhkan pemandangan hamparan sawah-sawah warga jika pas musim tanam. Hiruk pikuk perkotaan seakan lenyap saat kita merasakan sensasi ini.
Sesampai di sana, kita akan disambut oleh rimbun dan hawa sejuk pegunungan Aceh Besar. Sambil mengikuti jalan aspal yang berkelok-kelok, kita akan disuguhi dengan pemandangan Bukit-bukit tinggi menjulang di antara dua sisi jalan. Tak ayal, momen ini secara reflek akan membuat siapapun yang datang berkunjung akan mengambil kamera hanphone untuk sekedar foto dan mengambil video.
Kawasan ini bagi wisatawan dalam dan luar negeri belum dikenal luas biarpun aksesnya mudah. Wajar jika kawasan Bukit Siron masih terbilang tersembunyi dan masih alami. Deretan bukit hijau dan hamparan padang rumput menjadi view paling ikonik kawasan ini. Sangat cocok untuk melepas penat di akhir pekan.
Selain pemandangan yang memanjakan mata, pengunjung bisa menikmati segarnya mandi di sungai Siron, yaitu sungai di sela-sela perbukitan yang menawan. Atau sekedar duduk sambil makan bekal yang dibawa bersama rekan atau keluarga sambil berjuntai kaki di atas pondok-pondok kecil pemilik kebun. Sensasinya luar biasa.
Tak perlu takut jikapun tidak membawa bekal. Di lokasi sudah ada satu dua warung warga yang menjual snack dan menu minuman. Pengunjung bisa memesan kopi tubruk atau air panas yang dimasak secara tradisional menggunakan kayu bakar. Salah satunya bang Efendi (38), warga Siron Krueng. Menurut Bang Pen, panggilan akrabnya, setiap Sabtu dan Minggu banyak pengunjung yang singgah di warungnya, baik orang kantoran yang sekedar melepas penat di akhir pekan, maupun para kawula muda yang ke Bukit Siron hanya untuk mendaki puncak bukit sebagai kenangan-kenangan atau posting di media sosial. Jika di hari biasa, sebut Bang Pen, Bukit Siron dipadati para pekebun yang membuka lahan di sana, baik menanam palawija atau pun tanaman lain.
Salah satu pengunjung, Popi Citra Sari Morian (38) warga Lhoknga bersama suaminya, Thabrani Taqdir Lubis (37) dan beberapa rekan yang tergabung dalam Komunitas Dua Jejak mengatakan, usai pandemi wisata ini memang menjadi primadona setelah beberapa lama isolasi di rumah. Alasannya jauh dari pusat keramaian, tapi mudah dijangkau, walaupun track yang agak sedikit berkeringat. Menurut Popi, bukit Siron juga sangat cocok untuk hiking, camping dan direkomendasikan untuk yang suka hunting foto landscape, karena spot fotonya bagus-bagus.
Tracking yang paling diminati kawula muda di Bukit Siron adalah pendakian. Tiap Sabtu Minggu para anak-anak muda yang memiliki adrenalin bisa mengambil jalur tracking di lereng bukit, tak jauh dari Jalan Lintas Jantho Lamno. Butuh tenaga ekstra untuk sampai ke puncak. Tracking di tingkatan pertama, pengunjung akan disuguhi dengan hamparan ilalang yang agak menua dan menguning. Nah, di tracking tingkatan kedua, kita akan melihat hamparan bukit-bukit indah dan padang sabana menghijau, asri dan sedap di pandang mata. Bukit yang berlekuk-lekuk dengan hamparan rerumputan hijau, menyanyikan pemandangan yang begitu eksotik dari hutan lindung Ulu Masen. Begitulah pesona Bukit Siron jika dilihat dari salah satu puncak bukit. Meskipun di siang hari yang panas, hembusan angin sepoi-sepoi yang menerpa akan menghilangkan keringat yang dari tadi membasahi baju saat mendaki. Di sini kita sadar, keindahan alam tanah rencong memang tiada duanya. Patut dicoba!
Bagi pecinta goes sepeda, destinasi wisata ini juga sangat diminati, jalur jalan aspalnya yang mulus pastinya menjadikan akses para goes tertarik untuk menjajalnya. Para peseda bisa mencoba jalur goes dari Jantho agar perjalanan lebih terasa saat mengayuh sepeda.
Terdapat berbagai jenis satwa burung di sini, selain monyet dan babi hutan. Ada Rangkong Papan dan juga Siamang yang merupakan jenis satwa dilindungi yang bisa ditemui di sini. Tentunya jika menjelajah lebih jauh ke dalam hutan dari jalan lintas. Bagi yang suka camping atau berkemah, pagi hari yang sejuk kita akan disuguhkan dengan kicauan suara burung nan indah, seakan membuat kita lupa sejenak akan berbagai aktivitas kerja. Akan terasa, udara pegunungan terasa bersih dan segar.
Hal yang menarik di Bukit Siron adalah, lokasi ini tidak jauh dari air terjun Seuneurah, yang merupakan destinasi wisata bagi pecinta tracking dan off road/trail. Jalurnya melalui sungai Babah Krueng, namun sulit diakses jika memakai kendaraan roda dua atau roda empat biasa. Air terjun Seunerah memiliki ketinggian 100 meter dan airnya mengucur dari celah tebing yang terlihat ibarat “tirai air” dengan kolam yang menampung curahan air seluas 8 x 5 meter. Bisa dikatakan, air terjun ini bagai keindahan tersembunyi di Aceh Besar.
Keindahan Bukit Siron memang tiada duanya, foto-foto yang didisplay seakan tidak mewakili akan indahnya lokasi ini, kecuali datang dan merasakan sendiri akan eksotisnya tempat ini.
Bukit Siron ini bisa jadi salah satu geosite yang punya potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan geowisata. Hal ini sejalan dengan program Disbudpar Aceh untuk terus mengembangkan tempat wisata yang ada di Aceh, terutama Bukit Siron yang berada di Aceh Besar. Jika jalan tembus dalam kawasan hutan Ulu Masen itu selesai, pesona sungai dan Bukit Siron akan semakin dilirik para wisatawan. Sudah sepatutnya pula, masyarakat ikut lebih kreatif mempromosikan wisata ke ruang publik untuk kemajuan wisata itu sendiri dengan terus menjaga kelestariannya. Dengan wisata yang maju tentu perekonomian warga setempat juga ikut meningkat. Semoga!.