Ulee Kareng, Gudangnya Kopi dan Ragam Kuliner

Jejeran warung kopi dengan nuansa elegan menawarkan ketenangan dan kenyamanan kepada para pengunjung di Jalan Ali Hasjmy, Pango, Ulee Kareng, Banda Aceh pada Jumat (06/09/2024) sore. FOTO/ MUHAMMAD NUR

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Bertepatan dengan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024, kuliner tentunya juga tidak ketinggalan untuk memeriahkan perhelatan akbar empat tahunan tersebut. Salah satunya, Kecamatan Ulee Kareng yang berada di pinggiran  Kota Banda Aceh

Kawasan ini yang telah berkembang pesat pasca tsunami 2004, dipenuhi dengan warung kopi atau juga cafe dengan sajian beragam, termasuk WiFi gratis bagi pengunjungnya. Hunian murah juga tersedia, mulai dari hotel sampai homestay dengan harga mulai dari Rp 100 ribu sampai ratusan ribu rupiah per malam.

Bagi pengunjung dari luar Aceh, tidak perlu khawatir dengan kondisi keamanan, karena warga lokal juga siap memberi bantuan. Para pekerja di warung kopi atau cafe juga siap memberi kenyamanan bagi para pengunjung di tempatnya bekerja.

Di kawasan ini, mulai dar Jl T Iskandar, Panglima Nyak Makam sampai Ali Hasjmy, terdapat cafe, rumah makan, warung kopi, atau juga tempat bersantai di area terbuka dengan pepohonan yang teduh. Jejeran pedagang makanan juga tampak di pinggir jalan Panglima Nyak Makam, mulai dari pagi sampai malam hari.

Puluhan jenis kue ditempatkan di rak kaca dengan harga jual Rp 1.000 dan nasi sarapan pagi Rp 5.000 – Rp 6.000 per bungkus di Jl T Iskandar, Ulee Kareng, Banda Aceh, Sabtu (07/09/2024) pagi. FOTO/ MUHAMMAD NUR

Di tempat ini, tersedia nasi gurih dan lontong sayur dari Rp 5 ribu per bungkus, mie caluk juga Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu per bungkus. Bubur ayam juga tersedia, pulut bakar, donat sampai mie goreng Aceh. Para pedagang ini menempati lapak di depan area perkantoran pemerintahan, termasuk pedagang buah-buahan dan kelapa muda.

Di jalan satu ini, juga terdapat warung kopi dan cafe, termasuk bakso yang dtawarkan dengan harga terjangkau. Bahkan, di beberapa cafe dilengkapi AC, sehingga sangat nyaman menikmati kopi bersama makanan lainnya saat berada di dalamnya.

Kondisi serupa juga terlihat di kawasan Simpang 7 Ulee Kareng mulai dari usai Ashar sampai malam dinihari. Bagi para pendatang luar daerah, dapat mencoba beragam makanan yang ditawarkan pedagang dengan harga terjangkau, seperti kue, sate, nasi goreng dan lainnya.

Bagi yang ingin mencicipi kopi, maka terdapat banyak pilihan, dari harga Rp 5 ribu sampai puluhan ribu per gelas. Tetapi, khusus di warung kopi, umumnya Rp 5 ribu sampai Rp 6 ribu per gelas dengan cita rasa tidak jauh berbeda, karena biji kopi yang diolah juga sama.

Lainnya, seperti kuah belangong berupa daging sapi atau kambing dengan olahan yang menggunakan rempah-rempah daerah ini dengan cita rasa tinggi, tetapi harga masih terjangkau. Rumah makan satu ini terletak di Jl Prof Ali Hasjmy, Ulee Kareng, Banda Aceh dan tersebar di beberapa tempat lainnya seputaran Banda Aceh.

Jejeran rak pedagang makanan dengan harga terjangkau di kawasan Simpang 7, Ulee Kareng, Banda Aceh, Jumat (06/09/2024) sore. FOTO/ MUHAMMAD NUR

Sebagai pusat kuliner di Banda Aceh, Ulee Kareng telah ditasbihkan sebagai tempatnya para penikmat kopi dengan beragam cita rasa. Sebut saja Warung Kopi Solong yang telah dikenal seantero Nusantara, karena memiliki kekhasan sendiri dalam meracik bubuk kopi, sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan, termasuk para wisatawan asing yang datang ke Banda Aceh.

Inilah sebuah kawasan yang telah berkembang pesat seusai tsunami 26 Desember 2004. Bagaimana tidak, ribuan unit rumah dan seratusan pertokoan dibangun, sehingga berbagai kebutuhan masyarakat kawasan ini dapat terpenuhi dengan baik, termasuk toko atau rumah yang disulap menjadi hotel atau tempat penginapan.

Ulee Kareng yang telah menjadi tempat tujuan wisata kuliner di  Banda Aceh patut dikunjungi, karena warganya juga ramah dalam menyambut para tamu luar daerah atau juga asing. Jadi, datanglah ke Ulee Kareng untuk menikmati kopi dan beragam makanan lainnya dengan harga terjangkau. (M Nur)