Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Kepala Dinas Pemberdyaaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Banda Aceh Cut Azharida SH, menegaskan pihak terus melakukan Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak.
“Kami bersama instansi terkait dan lintas sektoral terus lakukan sinergikan penanganan perlindungan kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ujarnya, di Banda Aceh, Jumat (5/5/2023).
Menurut Cut Azharida, bahwa pentingnya sinergitas antar SKPD, instansi dan lembaga terkait Kota Banda Aceh dan fokus penanganan perlindungan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Mengingat permasalahan kekerasan terhadap perempuan dan anak masih saja terjadi, berbagai upaya dilakukan oleh Pemko Banda Aceh, salah satunya dengan pelaksanaan rapat-rapat koordinasi lintas sektoral.
“Upaya pencegahan dan penanganan kekerasan serta perlindungan terhadap perempuan dan anak harus dilakukan secara cepat, akurat dan komprehensif sehingga sasaran mendapatkan layanan sesuai kebutuhan,” katannya.
Dimana berdasarkan data yang dicatat dan dampingan oleh Unit Pelayanan Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak tahun 2022 kekerasan perempuan dan anak masih terus ada, namun masih batas normal.
“Kasus tertinggi masih didominasi dalam lingkup domestik atau KDRT dan lainnya di ranah publik. Sementara itu, hal yang masih meresahkan terkait persoalan anak dan remaja yang terjebak perbuatan tidak menyenangkan, perilaku menyimpang, adiksi pornografi, penayalahgunaan narkoba, menjadi koraban kekerasan juga terlibat kasus hukum,” ungkapnya.
Menghadapi hal ini, pihaknya terus berupaya meningkatkan kualitas layanan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang dilaksanakan melalui Unit Layanan Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) dibawah koordinasi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pemberdayaan Penduduk dan Keluarga Berencana.
Upaya preventif dipakai demi mengurangi angka kekerasan, melalui kebijakan, program dan kegiatan yang melibatkan SKPD terkait, sinergi dengan lembaga kemasyarakatan, komunitas dan media.
“Semoga langkah antisipasi untuk penurunan pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak terus bisa kami lakukan di Banda Aceh,” pungkas Cut Azharida SH, Kepala DP3AP2KB Kota Banda Aceh.(Mar/*)