Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh no urut 02, Muzakkir Manaf (Mualem) -Fadhlullah (Dek Fadh) bersama Calon Walikota dan Wakil Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman dan Isnaini Husda (AMIN) no urut 3 menggaungkan visi berkelanjutan.
Paslon gubernur dan wakil gubernur Aceh no urut 2 mengusung visi “Aceh Islami, Maju, Bermartarbat dan Berkelanjutan”. Untuk paslon walikota dan wakil walikota Banda Aceh no urut 2 mengambil visi: “Kota Banda Islami, Gemilang dan Berkelanjutan.”
Bila merujuk ke tingkat nasional, maka juga sama, Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terus menggemakan keberlanjutan dalam setiap kampanye saat menjadi calon presiden dan wakil presiden.
Dalam setiap kampanye dan janji politik yang dilontarkan ke publik, setiap paslon tentunya harus mengacu dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) nasional.
“Semuanya tidak boleh lepas dari RPJP, jika tidak merujuk itu, jika kita terpiih tidak bisa terlaksana, karena mengikat semua paslon,” ujar calon Wakil Walikota, Isnaini Husda saat debat pertama pada 30 Oktober 2024 lalu.
Dari pernyataan itu, sudah terlihat jelas, jika janji politik tidak sesuai dengan rencana pembangunan, maka masyarakat harus dapat menilainya sendiri. Sedangkan keberlanjutan itu sendiri, memiliki makna luas dalam melanjutkan pembangunan di semua sektor kehidupan masyarakat dan bernegara.
Seperti dilontarkan oleh Joko Widodo (Jokowi) yang menyebutkan keberlanjutan memiliki arti penting dalam menggapai cita-cita bersama, yaitu Indonesia Emas 2045.
Jokowi menjelaskan keberlanjutan bukan sekadar meneruskan, juga menjadi kesamaan arah mencapai tujuan. “Keberlanjutan itu bukan sekadar meneruskan, keberlanjutan itu juga bukan ‘business as usual’. Melainkan kesamaan arah dan koridor yang ditempuh untuk menggapai tujuan bersama,” ujar Jokowi dalam sambutannya di Kongres III Nasdem, di JCC, Minggu (25/8/2024) malam.
Bagi Jokowi, hal itu juga hampir sama dengan pergantian di pucuk pimpinan, karena tiap pemimpin tentu berbeda dan berciri khas masing-masing. “Berganti pemimpin seperti berganti gaya, mungkin hari ini bisa bergaya dangdut, bergaya jazz, bergaya rock, koplo, keroncong, RnB. Tapi lagu yang dimainkan tetap sama, tujuannya sama,” ucapnya saat masih menjadi Presiden RI.
Sementara itu, pasangan Mualem-Dek Fadh yang mengusung visi “Aceh Islami, Maju, Bermartabat, dan Berkelanjutan,” ingin menghadirkan Aceh lebih baik lagi dengan nilai-nilai Islam sebagai landasan utama. “Kami berkomitmen mewujudkan Aceh yang mulia dalam pelaksanaan syariat Islam, sejahtera secara ekonomi, dan dihormati di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Mualem dalam debat pertama pada Rabu (25/9/2024).
Sedangkan pasangan AMIN yang membawa visi “Banda Aceh Islami, Gemilang dan Berkelanjutan” juga menyuarakan penguatan syariat Islam, perekonomian dan kesejahteraan masyarakat kota.
Dalam berbagai kesempatan, Aminullah juga menggencarkan ekonomi kreatif kepada anak muda Banda Aceh yang tetap dibingkai dengan syariat Islam. Untuk pembangunan berkelanjutan, semuanya harus disesuaikan dengan gerakan bersama secara nasional dengan tujuan sama, mensejahterakan masyarakat, khususnya Aceh.(Muh)