Kabarnanggroe.com, Aceh Besar – Suasana sore di panggung utama Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Ruhul Islam Anak Bangsa (RIAB) pada Sabtu selepas Asar terasa hangat dan penuh nostalgia. Dalam rangkaian acara RIAB Fair ke-12, berlangsung Launching Buku Langit Senja di Asrama, yang dibuka langsung oleh Direktur MAS RIAB, Riadhy, S.Pd.
Buku yang diterbitkan oleh Bandar Publishing ini memuat 38 kisah inspiratif para alumni RIAB, mulai dari angkatan pertama hingga angkatan ke-13. Setiap kisah menggambarkan perjalanan, kenangan, serta nilai-nilai yang tertanam selama menimba ilmu di RIAB.
Dalam sambutannya, Pak Riadhy menyampaikan apresiasi dan harapannya agar semakin banyak alumni yang berkontribusi dalam membina dan memotivasi siswa-siswi RIAB.
“Saya berharap alumni terus berperan aktif, bukan hanya lewat karya, tapi juga dalam mendampingi generasi penerus agar lebih berprestasi dan berakhlak mulia,” ujarnya.
Peluncuran buku ini turut diresmikan secara daring oleh Ustaz Muzakkir Zulkifli, pendiri ideologis Ruhul Islam, yang saat ini berada di Sulawesi Selatan mendampingi santri Aceh pada ajang MTQ Nasional. Melalui sambungan Zoom, beliau menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada para penulis.
“Motivasi itu lahir dari cerita. Begitulah Al-Qur’an menuntun umat melalui kisah-kisahnya. Teruslah menulis dengan ikhlas dan jadilah inspirasi bagi banyak orang,” pesan Ustaz Muzakkir.
Lima penulis hadir secara langsung di panggung RIAB: Habibi dan Nurul Hikmah mewakili alumni angkatan pertama, Mahfudhah mewakili guru, Riazul Iqbal dari angkatan kelima, serta Safrina dari angkatan keenam. Mereka bergantian berbagi kisah dan kenangan, mulai dari masa RIAB lama di Lampeuneurut hingga berpindah ke lokasi baru di Gue Gajah.
Acara berlangsung hangat dan penuh keakraban, menjadi ajang reuni kecil yang sarat makna. Sebagai penutup, panitia mengumumkan pembukaan pengumpulan tulisan baru untuk sekuel buku kisah alumni RIAB, menandakan semangat literasi dan kebersamaan yang terus tumbuh di lingkungan Ruhul Islam Anak Bangsa.
“Langit Senja di Asrama bukan sekadar buku, tapi jembatan antara masa lalu dan masa depan RIAB,” tutur salah satu alumni dengan penulis. (Herman/*)