Ekses Penghentian Pelatda, Tarung Derajat Mulai Khawatir Capai Target PON

Ketua Harian Pengprov Kodrat Aceh, Yanyan Rahmad.

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Ekses pasca penghentian pemusatan latihan daerah (Pelatda) PON Aceh telah mengurangi frekwensi latihan atlet dan rasa khawatir cabang olahraga bisa mencapai target prestasi, termasuk tarung derajat.

Cabang olahraga tarung derajat suatu cabang olahraga beladiri andalan bagi Aceh untuk meraih banyak medali emas pada PON XXI/2024, namun ekses dari penghentian Pelatda membuat rasa khawatir cabang olahraga ini bisa meraih target medali emas.

Ketua Umum Keluarga Organisasi Tarung Derajat (Kodrat) Aceh melalui Ketua Harian Yanyan Rahmat A.KS MSi mengaku prihatin dengan kondisi persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh – Sumatera Utara. Mengingat PON ini tidak mungkin digelar 50 tahun sekali di Aceh atau daerah lain.

Maka ia berharap Pemerintah Aceh mempersiapkan atlet dengan matang dari berbagai sisi. Jika tidak dipersiapkan dengan baik, baik dari prestasi maupun persiapan lain, sulit kita bersaing dengan atlet luar, apalagi yang dari Pulau Jawa,” ujar pria yang akrab disapa Kang Yanyan ini prihatin, kepada wartawan, Senin (4/9/2023)

Makanya, sebutnya, jauh-jauh hari pihaknya sudah mengingat pemerintah Aceh melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) atau KONI Aceh, untuk membuat program Pelatda secara lebih baik, agar atlet Aceh bisa bersaing dengan atlet luar. “Apalagi kita sebagai tuan rumah,” katanya.

Yanyan menyebutkan, penghentian Pelatda ini membuat para atlet sangat berpengaruh terhadap persiapan atlet menuju PON XXI 2024. “Karena kami sudah menyusun program untuk mempertajam atlet setelah melaksanakan kejurnas 2022. Kita juga sudah berencana melakukan try in dan try out di Aceh dan luar daerah,” katanya.

“Namun dengan berhentinya Pelatda karena kesulitan angggaran, ini membuat kami kesulitan mempersiapkan atlet kemudian hari,” ujarnya.

Selanjutnya, sebutnya, selama berhentinya Pelatda KONI, Pengprov Kodrat sudah mengambil inisiatif latihan seminggu tiga kali untuk atlet di Banda Aceh dan Aceh Besar. Sedangkan mereka yang di daerah latihan di bawah kendali pengcab kabupaten/kota.

“Namun sebulan sekali latihan bersama di Banda Aceh selama seminggu. Ini untuk mensiasati ketiadaan anggaran Pelatda,” katanya.

Sebutnya, program sudah disiapkan sejak Februari. Karena terputus anggaran, maka kami mengambil langkah seperti itu, sebab sebenarnya latihan atlet itu tidak boleh terputus. “Karena tidak ada anggaran apa boleh buat, akhirnya latihan ini terputus, kita bisa maklumi dengan kebijakan pimpinan KONI,” katanya.

Untuk target KONI sendiri bisa meraih empat medali membuat Pengprov Kodrat merasa khawatir bisa tercapai. Sebab, dengan kondisi seperti ini, kita cemas dan menjadi beban berat, tapi mudah-mudahan bisa tercapai. “Kita berharap awal tahun 2024 bisa berjalan berlanjut dan dimulai awai tahun. Semoga bisa menjadi lebih baik lagi,” tutur Yanyan. (Sdm/*).