Kabarnanggroe.com, Kutacane – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) melanda Kabupaten Aceh Tenggara sejak empat hari terakhir. Antrean panjang kendaraan tampak di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), sementara warga dan pedagang kecil mulai resah karena aktivitas harian ikut terganggu.
Pantauan media ini pada Jumat (3/10/2025) malam di SPBU Desa Kuning I, Kecamatan Bambel, terlihat antrean kendaraan roda dua maupun roda empat mengular hingga ke badan jalan. Sejumlah pengendara bahkan membawa jerigen untuk menyimpan stok BBM, khawatir kelangkaan berlangsung lebih lama.
Riki, seorang pengendara sepeda motor, yang sedang ikut menganteri mengaku kesulitan memperoleh BBM untuk menunjang aktivitas hariannya.
“Sekarang susah nyari minyak, Bang. Kalau isi di SPBU harus antrian panjang, sedangkan di kios eceran juga sulit ditemukan di sepanjang jalan,” keluhnya.
Dampak kelangkaan ini mulai dirasakan pedagang keliling mengaku tidak bisa beroperasi maksimal karena sulit mendapatkan bahan bakar untuk kendaraan mereka. Selain itu, sebagian warga memilih membatasi aktivitas untuk menghemat.
Saat ini, di sejumlah SPBU, BBM jenis Pertalite sudah kosong dan yang tersedia hanya Pertamax dengan harga lebih tinggi. Kondisi ini semakin memberatkan masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah yang sehari-hari bergantung pada Pertalite.
Seorang petugas SPBU di Desa Kuning, Kecamatan Bambel, membenarkan adanya pembatasan pasokan.
“Stok BBM lagi dibatasi dari pihak pusat, Bang. Jadi kiriman yang masuk tidak sebanyak biasanya,” ungkapnya singkat.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari Pertamina maupun Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara terkait penyebab pasti kelangkaan maupun kapan distribusi BBM akan kembali normal. Warga berharap pemerintah segera turun tangan agar kebutuhan bahan bakar masyarakat bisa terpenuhi dan aktivitas kembali berjalan seperti biasa. (Ilyas)