Masyarakat Diminta Waspadai Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir

Ilustrasi hujan

Kabarnanggroe.com, Jakarta – Hujan deras disertai angin kencang dengan durasi singkat mulai menerpa sebagian wilayah Indonesia, bahkan ada wilayah yang diguyur hujan es. Fenomena ini terjadi akibat munculnya awan Cumulonimbus.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat telah mengeluarkan peringatan munculnya cuaca ekstrem ini sejak akhir bulan ini, Senin (30/9/2024). Hujan deras dengan durasi singkat sudah terjadi di Banda Aceh dan Aceh Besar dalam beberapa hari terakhir ini, seperti perkiraan BMKG.

Kondisi ini akan terus menimpa wilayah ujung Sumatera ini dalam beberapa hari mendatang, khususnya hujan deras turun tidak terlalu lama. Namun, hujan dengan insensitas tinggi dan sedang yang disertai angin kencang sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir ini di Banda Aceh dan Aceh Besar.

Seperti pada Jumt (4/10/2024) pagi, cuaca mendung menyelimuti awan dan tidak berselang lama, hujan turun dengan intensitas sedang sampai pukul 10.00 WIB. dengan suhu 26 derajat Celcius. Mulai pukul 10.00 ke atas, suhu berangsur naik, seiring matahari bersinar terang pada pukul 12.00 WIB dengn suhu mencapai 31 derajat Celcius.

Kondisi cuaca ini terbilang ekstrem, dari suhu rendah pada pagi hari ke suhu tinggi atau teriknya matahari jelang siang dengan tenggelamnya matahari pukul 18.35 WIB atu menjelang shalat Maghrib.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan cuaca ekstrem yang bakal terjadi di beberapa wilyah Indonesia, termasuk potensi hujan es di sejumlah wilayah Indonesia. Masyarakat diminta tetap tenang dan waspada, namun jangan kaget karena hal itu fenomena alam biasa.

Hujan es terjadi akibat labilitas udara yang menyebabkan adanya pertumbuhan awan konvektif berupa awan Cumulonimbus. “Awan Cumulonimbus inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es,” tulis BMKG, dikutip Senin (30/9/2024).

“Dalam sepekan ke depan, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem,” jelasnya. “Seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilatatau petir dan angin kencang,” tambah BMKG.

BMKG mengingatkan, mulai akhir September hingga Oktober 2024 mendatang, sejumlah wilayah Indonesia memasuki masa peralihan dari musim kemarau menuju hujan. “Salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari, didahului udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari,” jelas BMKG.

“Karakteristik hujan pada periode peralihan cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat. Apabila kondisi atmosfer menjadi labil/tidak stabil, potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus akan meningkat,” terang BMKG.(Muh/*)