Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Sejumlah mantan pemain sepak bola yang beralih menjadi pelatih berkumpul di salah satu warung kopi di Bireuen pada Rabu (2/7/2025) malam.
Jurnalis media ini yang ikut nimbrung memperhatikan pembahasan yang dilontarkan para pelatih ini dengan berbagai tema.
Mulai dari hasil pertandingan terakhir Grup C, Bireuen vs Aceh Besar sampai perkembangan sepak bola Aceh.

Seperti pelatih bernama Mukhlis Nakata yang melontarkan laga timnya lawan Bireuen bisa berbalik, jika peluang gol pada menit awal menjadi gol.
Peluang terbuka saat tendangan bebas didapat yang ditendang ke depan gawang Bireuen. Bola berhasil disundul tetapi kena atas tiang gawang.
Kemudian memantul yang disambut pemain Aceh Besar dengan dada, tetapi tendangannya melenceng.

“Seharusnya bola disundul, bukan ditahan dengan dada,” kata Nakata dengan nada tawa.
Dia juga membahas laga Lhokseumawe vs Bener Meriah. Pelatih lainnya bercelutuk ada gol ke gawang Bener Meriah yang seharusnya tidak terjadi.
Kemudian membahas tentang perwasitan sampai pelatih dan perkembangan persepakbolaan Aceh. Salah satu pelatih berujar ada pelatih dapat garis merah dari PSSI, tetapi tetap jadi pelatih di salah satu klub Indonesia.
Kemudian, klub PSSB Bireuen yang bermarkas di Hotel Graha Buana telah mati suri.
Satu pelatih berujar mungkin ada masalah internal yang menimpa tim ini. Pelatih lainnya sambil bercanda mengatakan PSAB Aceh Besar tetap yang terbaik di Aceh.

Pembicaraan juga berlanjut tentang kondisi lapangan Cot Gapu Bireuen. Seperti penonton harus duduk dan berdiri di pinggir lapangan yang dibatasi tali dengan pengamanan seadanya.
Tetapi pada laga tersebut berlangsung aman dan lancar. Beralih ke sejumlah hal lainnya, masih seputar sepak bola Aceh.
Pembicaraan berbagai hal lainnya yang penuh dengan candaan dan tawa itu berakhir, seiring jam sudah menunjukkan pukul 00.20 WIB.
Seusai Ketua Tim Manajemen Sepak Bola Pra PORA Aceh Besar, Mariadi ST MM membayar tagihan, semuanya kembali ke hotel, bersiap kembali ke Banda Aceh.(Muh)