Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Pasca pesta demokrasi 2024 dan menjelang bulan suci ramadhan, harga kebutuhan pokok, khususnya beras mengalami peningkatan bertahap yang berdampak pada penurunan daya beli masyarakat. Seorang penjual grosir sembako di Banda Aceh, Ghofur, menyatakan, ketidakstabilan harga kebutuhan pokok, terutama beras yang sebelum pemilu 2024 sudah tinggi, terus meningkat menjelang ramadhan tanpa adanya penurunan sejak tahun 2023 hingga saat ini.
“Harga semua naik, terutama beras, gula, minyak makan, telur. Keempatnya tidak stabil, bahkan semakin meningkat,” katanya di Banda Aceh pada Senin (4/3/2024).
Menurutnya, pentingnya beras sebagai kebutuhan pokok memberikan dampak signifikan terhadap penjual dan pembeli, di mana ketidakstabilan harga menyebabkan ketidaksesuaian antara pendapatan dan daya beli masyarakat, mengakibatkan penurunan daya beli.
“Pembeli ada, tapi daya beli tidak ada. Rata-rata masyarakat tidak lagi membeli perkarung, tapi per bambu,” ucapnya.
Ia menjelaskan, pemerintah telah memberikan bantuan beras dari Bulog dengan harga terjangkau, namun ketersediaan beras tersebut terbatas.
“Dari pemerintah ada bantuan beras Bulog SPHP, harganya cukup murah sekitar 58.000 per 5 kg, dibandingkan dengan harga beras lain yang sudah di atas 80.000,” tambah Ghofur.
Ia berharap pemerintah dapat menstabilkan harga bahan pokok, terutama beras yang telah melambung tinggi, untuk mengembalikan daya beli masyarakat.
“Tugas pemerintah adalah mensejahterakan rakyat. Kami berharap harga bisa lebih stabil, agar dampaknya dapat lebih terasa oleh masyarakat. Penjual dapat lebih makmur, dan daya beli masyarakat juga meningkat,” tutupnya. (Aldi)