Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Baitul Arqam Adakan Seminar Penguatan Penerapan Kurikulum Nasional

Kabarnanggroe.com, Aceh Besar — Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah Baitul Arqam menggelar Seminar Pembinaan dan Penguatan Penerapan Kurikulum Nasional pada Rabu (1/09/2025) di Pesantren Baitul Arqam, Sibreh. Acara ini menghadirkan pengawas madrasah, Rosyidah Lubis, S.Ag., dan Nur’aini, S.Ag., M.Ag., sebagai pembina dan pemateri.

Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 09.00 hingga 12.30 WIB ini diikuti oleh para guru MTs dan MA dengan antusias. Seminar digelar sebagai upaya memperkuat pemahaman tenaga pendidik mengenai regulasi terbaru di bidang pendidikan madrasah, khususnya setelah keluarnya KMA No. 450 Tahun 2024 yang menjadi dasar hukum penerapan Kurikulum Nasional (Kurnas) di madrasah.

Sebelum seminar dimulai, Kepala Madrasah Tsanawiyah, Radiana, S.Ag., memberikan sambutan. Ia menyampaikan bahwa penerapan Kurnas menjadi momentum penting bagi madrasah untuk memperkuat arah pendidikan yang lebih berkarakter. “Semoga melalui kegiatan ini, guru-guru kita semakin siap dalam menerapkan kurikulum baru, sehingga peserta didik bukan hanya unggul dalam akademik, tetapi juga tumbuh dengan akhlak dan kepribadian yang baik,” ujarnya.

Dalam paparannya, Rosyidah Lubis, S.Ag. menegaskan bahwa penerapan Kurnas bukan sekadar perubahan teknis, tetapi juga bagian dari ikhtiar membangun mutu pendidikan madrasah. “Kurikulum Nasional menekankan capaian pembelajaran dan alur tujuan belajar yang jelas. Strukturnya lebih fleksibel, sehingga guru dapat lebih leluasa melakukan pembelajaran terdiferensiasi. Selain itu, muatan agama tetap menjadi kekhasan utama di madrasah,” ungkapnya.

Rosyidah kemudian memperkenalkan konsep yang disebutnya sebagai kurikulum cinta. Menurutnya, gagasan ini sejalan dengan semangat Kurnas dalam membentuk peserta didik yang berkarakter. “Kurikulum cinta mengajarkan bahwa anak didik diperlakukan setara dan penuh penghargaan. Pendidikan karakter harus berangkat dari cinta: cinta kepada Tuhan, cinta kepada sesama manusia, cinta kepada hewan, cinta kepada tumbuhan, dan cinta kepada alam semesta. Inilah lima pilar yang perlu kita tanamkan agar anak-anak tumbuh dengan kesadaran moral, spiritual, dan ekologis yang utuh,” jelas Rosyidah.

Ia juga menekankan bahwa Kurnas berfokus pada pembangunan karakter peserta didik melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil ‘Alamin (P5RA). Lebih jauh, Rosyidah mengingatkan bahwa Kurnas mendorong deep learning dengan membuka ruang kemitraan lebih luas. “Madrasah bisa melibatkan orang tua, alumni, maupun lembaga eksternal dalam proyek pembelajaran. Momentum seperti Hari Ibu, Hari Ayah, atau kegiatan sosial di masyarakat dapat menjadi sarana pendidikan karakter yang kontekstual bagi peserta didik,” paparnya.

Dengan adanya seminar ini, para guru diharapkan semakin siap melaksanakan kurikulum baru sesuai regulasi, sehingga tujuan pendidikan madrasah tidak hanya berfokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembentukan akhlak mulia dan kemandirian peserta didik.(Herman/*)