Kabarnanggroe.com, PII organisasi yang digerakkan oleh para pemuda Pelajar Islam Indonesia. Menghimpun para pemuda pemudi untuk merajut sebuah kekuatan persatuan, merangkai ukhuwah Islamiyah dan persaudaraan dalam suatu mahligai pendidikan.
Organisasi ini berdiri sejak 4 Mei 1947. Latar belakang lahirnya PII berawal dari bangkitnya bangsa Indonesia setelah mengalami masa penjajahan yang panjang. 350 tahun dijajah oleh kolonial Belanda dan 3,5 tahun dijajah oleh Jepang. Hal ini cukup membuat bangsa Indonesia lelah dan didera kebodohan karena tidak sempat memperoleh pendidikan.
Dari peristiwa tersebut, maka bangkitlah para pemuda pemudi Indonesia melawan kebodohan ini. Bersatu padu menyatukan kekuatan dalam sebuah bingkai ukhuah. Menjawab tantangan penjajahan menuju kemerdekaan. PII hadir di tengah-tengah umat yang haus akan pendidikan yang selama ini terabaikan.
Sejak saat itu, Pelajar Islam Indonesia terus berkembang pantang mundur. Mereka siap mendukung siapapun yang membutuhkan keadilan pendidikan. Dengan mengadakan training-training di seluruh pelosok negeri untuk menggembleng para kader mengejar ketinggalan masa. Mereka dipersiapkan untuk menjadi manusia-manusia Islami yang berkarakter terpuji dan berakhlaqul karimah. Cinta Islam sampai mati tanpa kenal kata menyerah.
Tidak heran jika organisasi PII dapat melahirkan para tokoh-tokoh hebat yang berkualitas. Menciptakan para pemimpin-pemimpin umat yang adil dan amanah. Karena pendidikan di PII bukanlah sekedar saja. Akan tetapi mencetak generasi muda yang siap pakai di tengah-tengah masyarakat. Menguji ketangkasan dan mental baja yang siap terjun di dunia pendidikan bangsa. PII siap memajukan dunia pendidikan di segala bidang. Agama sebagai modal dasar dalam menyukseskan tujuan mulia.
Hal ini disampaikan ketua umum PW PII Nasional Abdul Kahar Ruslan, S.Hum pada malam pembukaan kegiatan Leadership Advance Training (LAT) dan Pendidikan Instruktur Dasar (PID) se-Nasional Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia Provinsi Aceh. Kegiatan berlangsung di lantai empat Balai Kota Banda Aceh, 28 Mei 2024. Yang bertemakan Penguatan Kaderisasi PII untuk mempersiapkan pemimpin bangsa dalam bingkai pendidikan karakter demi tercapainya persatuan umat.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Aceh Martunis. Turut hadir Wali Kota Banda Aceh yang diwakili stafnya, Kepala Kantor Kementerian Agama kota Banda Aceh, H.Salman, S.Pd, M.Ag, mantan ketua KB PII Aceh Muhammad Yus dan beberapa tokoh PII lainnya. Kegiatan pelatihan kader Instruktur akan berlangsung selama sepuluh hari. Dari tanggal 28 Mei hingga 06 Juni 2024, yang diikuti oleh 20 orang peserta calon instruktur.
Dalam sambutannya, Kadis Pendidikan berharap agar pendidikan di Aceh semakin meningkat dan terus berkembang. Kader-kader PII akan menjadi salah satu tonggak pendidikan di Indonesia khususnya Aceh.
Sekretaris KB PII Aceh Muhammad Yusuf menyampaikan, untuk terwujudnya pendidikan perlu keseriusan. Suksesnya pendidikan karena para kader senior yang memimpin kader-kader selanjutnya secara berkesinambungan. Sebagaimana yang telah dilakukan KB PII selama ini. Organisasi ini terbentuk atas dasar rasa kekeluargaan dan ukhuwah yang erat. Saling mengikat batin satu sama lain dalam jangka waktu yang tiada terbatas.
Runtuhnya bangsa karena hancurnya para kader. Oleh karena itu diperlukan pembinaan akhlak kepada para remaja agar tidak melakukan hal-hal yang tidak sesuai syariat. Seperti mencoret-coret seragam setelah lulus sekolah. Itu suatu hal yang mubazir. Seharusnya baju-baju tersebut dapat dibagikan kepada generasi dibawahnya. Sehingga dapat menimbulkan kesan baik dan mulia. Ini salah satu tugas PII untuk memberikan warna baru dan semangat baru. PII tampil di barisan paling depan untuk memperbaiki akhlak generasi muda melalui training-training. Kader PII dapat dijadikan sebagai teladan di dunia pendidikan.
Sebagai bukti kehebatan organisasi PII tidak sedikit diantara mereka yang sukses menjadi pemimpin umat. Ilmu dan mental kepemimpinan telah dimiliki sejak dini. Sehingga dapat memimpin secara baik sesuai syariat. Agama yang tertanam dalam jiwa sebagai benteng pertahanan.
Tidak kalah menariknya dengan sambutan yang disampaikan ketua umum PW Aceh Ansar, SE, ME. Dengan semangat yang berapi-api, pemuda pemberani yang pasih ini menuturkan, para pelajar dan mahasiswa sebagai target terjadinya dua hal. Yang pertama mereka orang yang mampu membangun negerinya, dan yang kedua bisa menghancurkan negerinya. Oleh karenanya, pergunakan momentum ini untuk dapat membangun bangsa dan meraih pendidikan. Teruslah berjalan dari generasi ke generasi berikutnya secara berkesinambungan.
Para pemimpin muda harus mampu dan siap memimpin baik di tingkat nasional maupun internasional. Menjadikan momentum ini sebagai ajang silaturahmi dan kekeluargaan. Berjalan seiring sejalan mengayunkan langkah untuk membela nusa dan bangsa. PII tetap jaya untuk selama-lamanya.