Mahasiswa Geruduk Pengungsi Rohingya Tidak Beraklakul Karimah

Wakil Sekretaris Yayasan Pendidikan Inshafuddin (YPI) Banda Aceh, Drs M Jakfar Puteh MPd

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh — Demonstasi mahasiswa yang bergabung dalam BEM Nusantara yang menggeruduk pengungsi Rohingya di Banda Aceh Rabu lalu, sudah diluar batas, kurang literasi, dan tidak berakhlalul karimah. Demikian komentar Wakil Sekretaris Yayasan Pendidikan Inshafuddin (YPI) Banda Aceh, Drs M Jakfar Puteh MPd kepada media di Banda Aceh, Sabtu, (30/12/2023).

Menurut Jakfar, mereka tidak ingat bahwa ketika konflik banyak orang Aceh yang lari ke luar negeri, seperti Malaysia, Thailan, Singapura, bahkan banyak juga yang ke Canada, Amerika Serikat, dan Australia. “Mereka diperlakukan secara terhormat,” ujar Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PII) Aceh ini.

Bahkan, tambah Jakfar, sekarang di Canada terdapat Meunasah Aceh. Tradisi, sosial budaya, dan agama komunitas Aceh di sana dilindungi dan mereka digaji oleh pemerintah, termasuk gaji bagi pengangguran. Justru akhlak Islam sudah pindah ke sana.

“Sikap mahasiswa dan masyarakat yang tidak berakhlakul karimah membuat Aceh tidak maju. Masih ada sifat egois, sombong, dan angkuh. Mereka mahasiswa yang demo itu mahasiswa cilet cilet, mereka tidak lulus di PTN,” tegasnya.

Jakfar mensinyalir, sebagian mahasiswa tak ingat lagi dan mudah lupa terhadap kontribusi negara-negara di dunia yang pernah membantu ketika Aceh ketika musibah tsunami tahun 2004. Bahkan, Palestina saja sekarang benci terhadap umat Islam Aceh, karena menolak muslim Rohingya yang korban konflik di Myanmar itu.

“Banyak muslim Rohingya telah dibunuh dan diperkosa di Myanmar,” ungkap Jakfar. Ia menegaskan, muslim Rohingya bersaksi, mahasiswa Islam di Aceh pernah mengusir mereka yang sedang shalat.

Untuk itu, kata Jakfar, seharusnya BEM Mahasiswa Nusantara meminta maaf kepada muslim Rohingya dan juga minta ampun kepada Allah Swt.

“Pada hari akhirat nanti orang-orang muslim Rohingya bersaksi bahwa oknum mahasiswa pernah mengusirnya saat mereka terjepit menyelamatkan nyawa ketika dibantai oleh tentara biadap negara Myanmar,” pungkasnya. (Herman/Sayed M. Husen)

Exit mobile version