Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banda Aceh menggelar simulasi evakuasi bencana gempa dan tsunami di SMP Negeri 17 Banda Aceh. Simulasi yang dibuka oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Banda Aceh Ade Surya ST ME, serta didampingi oleh Kepala Pelaksana BPBD Banda Aceh Syahluna Polem, diikuti oleh ratusan siswa siswi SMPN 17 Banda Aceh yang mengambil rute evakuasi dari ruang kelas, halaman sekolah, hingga ke Museum Tsunami, Kota Banda Aceh, Selasa (29/10/2024).
Tidak hanya membuka, Pj Wali Kota Ade Surya turut menyaksikan proses simulasi dan evakuasi bencana gempa dan tsunami tersebut yang digelar dengan berkolaborasi antara BPBD, Dinas Pendidikan, Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh, serta para dewan guru dan instansi vertikal lainnya.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan siswa terhadap potensi bencana, khususnya gempa bumi dan tsunami, yang rawan terjadi di kawasan Aceh. Kegiatan ini juga menjadi pengingat menjelang peringatan 20 tahun gempa dan tsunami Aceh pada 26 Desember mendatang.
Pj Wali Kota Banda Aceh Ade Surya ST ME dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kegiatan simulasi ini untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan seluruh siswa. “Kota Banda Aceh termasuk wilayah rawan bencana tidak hanya gempa dan tsunami tetapi juga angin ribut dan bencana alam lainnya Oleh karena itu simulasi atau drill seperti ini harus terus diadakan agar kita semua paham dan siap menghadapi situasi bencana” ujar Ade.
Ade juga berpesan kepada para siswa agar tetap tenang dan mengikuti instruksi saat terjadi gempa. “Jika terjadi gempa yang terpenting adalah tetap tenang Ada instruksi dari pihak yang berwenang untuk memberitahukan apa yang harus dilakukan Panduan ini bukan hanya untuk kalian tetapi juga untuk orang tua keluarga dan masyarakat sekitar Jadi setelah ini kalian bisa menjadi penyampai informasi kepada teman-teman keluarga dan masyarakat tentang cara evakuasi yang tepat” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Banda Aceh Syahluna Polem menyampaikan bahwa simulasi ini penting untuk mengenalkan prosedur penyelamatan diri kepada generasi muda mengingat banyak dari mereka tidak mengalami langsung peristiwa tsunami pada 2004 lalu.
“Kegiatan ini mengajarkan langkah penyelamatan diri yang paling mendasar seperti berlindung di bawah meja saat gempa dan mencari tempat yang aman setelahnya Hal ini sangat penting agar masyarakat tidak mengulangi kesalahan yang sama seperti 20 tahun lalu di mana banyak korban terjadi akibat ketidaktahuan” jelas Syahluna.
Di sisi lain, Kepala SMPN 17 Banda Aceh Qadarusmi SSi MPd, turut mengapresiasi kegiatan ini dan berharap simulasi semacam ini dapat terus dilakukan “Kegiatan ini sangat bermanfaat karena memberikan pembelajaran dini kepada siswa untuk memahami langkah mitigasi bencana Kami berharap simulasi ini dapat dilakukan secara berkala agar siswa lebih siap menghadapi situasi darurat” ungkapnya.
Nazrin Naili dan Rahmayani dua siswi SMPN 17 Banda Aceh yang ikut serta dalam simulasi mengungkapkan pengalaman berharga yang mereka dapatkan dari kegiatan ini “Kami jadi tahu cara menyelamatkan diri jika terjadi gempa seperti berlindung dan mengikuti arahan evakuasi Semoga simulasi ini bisa terus diadakan di sekolah-sekolah lain agar lebih banyak siswa memahami langkah penyelamatan” kata mereka.
Pelaksanaan simulasi ini juga melibatkan Palang Merah Remaja (PMR) SMPN 17 Banda Aceh, yang turut berperan dalam simulasi evakuasi korban gempa, memberikan pengalaman langsung kepada para siswa mengenai prosedur penyelamatan dasar.(WD)