Gandeng dr. Mutia, ALSA Gelar Sosialisasi Malnutrisi

ALSA Care and Legal Coaching Clinik 2022 gelar sosialisasi di Gampong Layeun Kecamatan Leupung Aceh Besar, Sabtu (29/10/2022). FOTO/ WAHYU

Kabarnanggroe.com, Kota Jantho – Organisasi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala, Asian Law Students Association (ALSA) bersama dr. Mutia Winanda, M. Gizi, Sp. Gk sebagai pemateri, care and legal coaching clinik 2022, gelar sosialisasi malnutrisi dengan tema “Pengentasan Malnutrisi Produktifitas Pertanian Di Era Society 5.0”. Pelaksanaan sosialisasi tersebut dilakukan di Gampong Layeun Kecamatan Leupung Kabupaten Aceh Besar, Sabtu (29/10/2022).

Pelaksanaan sosialisasi tersebut merupakan aksi sosial serta bantuan hukum dan klinik yang digelar untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait pengentasan malnutrisi dan gizi seimbang khususnya stunting.

dr. Mutia menjelaskan, masalah stunting itu bukan hanya terkait dengan kesehatan. Stunting pada dasarnya berhubungan erat dengan ekonomi, generasi penerus Aceh merupakan generasi yang memiliki kualitas yang baik sehingga bisa membangun negeri dan membawa kemajuan bagi bangsa dan negara.
“Kita harus saling merangkul dalam mengatasi permasalahan stunting, karena stunting juga saling berkerkaitan dengan hal lainnya dalam kehidupan,” jelasnya.

Ia menjelaskan, stunting merupakan bagian dari malnutrisi, malnutrisi merupakan gangguan pada gizi, baik itu kelebihan maupun kekurangan gizi. Stunting merupakan kekurangan gizi, yang menyebabkan tinggi badan tidak sesuai dengan usia, stunting juga terjadi mulai dari usia 1000 hari kehidupan, hal tersebut juga diartika usia kehidupan dari masa dalam kandungan.
“Permasalahan tentang stunting harus di antisipasi dari masa 1000 hari kehidupan itu,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, Aceh pada hari ini masi menduduki perikat 3 teratas dalam permasalahan stunting. Pada dasarnya permasalahan stunting terjadi seperti lingkaran, jika tidak diputuskan, maka akan terus terulang kembali. Masalah itu harus dilakukan pencegahaan sesegera mungkin, sehingga aceh bisa terhindar dari permasalahan stunting.
“Mulailah dari kita untuk melakukan pencegahan, dan ciptakan generasi yang sehat serta terbebas dari permasalahan kekurangan maupun kelebihan gizi,” tegasnya.

Ia juga menambahkan, dalam mencukupi gizi anak, harus diberikan gizi yang cukup terlebih dahulu kepada ibu hamil. Stunting bukan hanya menyebabkan tubuhyangtidaksesuai dengan usia, tapi jugaberefek pada kecerdasannya, sehingga terjadinya kurang produktivitas terhadap anak. Stunting tidak bisa disembuhkan, tapi bisa dilakukan pencegahan.
“Seperti pepatah, mencegah lebih baik dari mengobati. Apa lagi stunting ini, yang bahkan tidak bisa di obati,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua panitia ALSA Muhammad Faza Kamla Alfitra mengatakan, pelaksanaan kegiatan ini merupakan salah aspek dari 5 lainnya. Kegiatan ini merupakan kegiatan langsung yang digelar oleh organisasi mahasiswa, dari kampus kampus lain di seluruh indonesia juga mengadakan kegiatan seperti ini.
“Kegiatan sosialisasi ini, selain bermanfaat bagi masyarakat setempat, juga dapat memberikan manfaat lainnya terhadap member ALSA,” ungkapnya.

Salah satu Perangkat Desa Gampong Layeun Muhammad. S menuturkan, kegiatan seperti ini sangat bisa di apresiasikan, bahkan bisa diberikan nilai yang sangat bagus dalam jenjang pendidikan.
“Kami berterima sebagai perangkat dan sekaligus masyarakat sangat berterimakasih kepada para mahasiswa yang mau langsung terjun kedalam masyarakat untuk membagikan sedikit ilmunya kepada kami,” pungkasnya. (Wahyu)

Exit mobile version