Kabarnanggroe.com, Madinah – Rombongan Qari/Qariah Kota Banda Aceh yang saat ini sedang melaksanakan ibadah umrah ke Tanah Suci, mengaku senang dan terharu bisa berziarah ke Jabal (Gunung) Uhud di Madinah, Arab Saudi. Sebelumnya, mereka juga telah melakukan serangkaian ibadah yang menjadi syarat dan rukun umrah di Makkah, serta mengunjungi Masjid Qiblatain di Quba.
Kepala Dinas Syariat Islam (DSI) Kota Banda Aceh, Ridwan Ibrahim SAgMPd, melalui Kabid Dakwah, Irwanda M Jamil SAg — keduanya sebagai pendamping Jamaah Umrah Qari/Qariah Kota Banda Aceh — mengatakan, setelah melaksanakan rangkaian ibadah umrah seperti ihram, thawaf, sa’i, tahallul, dan tertib di Makkah al-Mukarramah, pihaknya mengajak 12 Qari/Qariah untuk berziarah ke sejumlah tempat bersejarah di Madinah al-Munawwarah.
“Selesai shalat Tahajud dan Shubuh di Masjid Nabawi, Madinah, kita membimbing anak-anak (para Qari/Qariah jamaah umrah, red) untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad saw dan pemakaman Baqi’, dan siang tengah hari mendaki Jabal Uhud yang terletak di sebelah utara Kota Madinah,” kata Irwanda melalui aplikasi perpesanan WhatsApp (WA) dari Madinah kepada Media Pos Aceh, di Banda Aceh, Minggu (28/07/2024).
Kabid Dakwah DSI Kota Banda Aceh itu menceritakan, Jabal Uhud adalah lokasi medan Perang Uhud yang terjadi pada tahun ke-3 Hijriyah, antara kaum Muslimin dengan kafir Quraisy yang ingin membalas kekalahannya pada Perang Badar satu tahun sebelumnya. Ada satu titik di Jabal Uhud yang jarang dikunjungi peziarah, yaitu Gua Uhud yang menjadi tempat persembunyian Rasulullah saw pada saat Perang Uhud dulu.
Peziarah, termasuk kebanyakan peziarah Indonesia yang ke Jabal Uhud, pemandu biasanya hanya mengantar ke Bukit Rumat yang dulu menjadi arena medan perang dan makam para syuhada Perang Uhud. “Tapi, Alhamdulillah, setelah mendaki sekitar 30 meter, kami bersama rombongan tiba di mulut gua yang menjadi tempat persembunyian Nabi dari ganasnya pertempuran Uhud dulu,” kata Irwanda.
Dari berbagai nukilan sejarah disebutkan, pada peristiwa Perang Uhud itu sebenarnya pasukan yang dipimpin Nabi Muhammad saw berhasil memenangkan pertempuran melawan kaum kafir Quraisy. Namun, karena sebagian pasukan pemanah turun dari posisi strategis mereka di Jabal Rumat untuk mengambil harta rampasan, peluang tersebut berhasil dimanfaatkan kubu kafir Quraisy untuk membantai dan mengalahkan pasukan Nabi.
Akibatnya, sebanyak 70 orang dari sahabat Rasulullah saw, termasuk Saidina Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad saw gugur atau syahid. Parahnya lagi, dalam pertempuran Uhud ini, Baginda Nabi pun mengalami luka serius di bagian wajah hingga gigi depan beliau patah dan berdarah. Di tengah situasi yang tak menguntungkan itulah Nabi Muhammad saw dilarikan ke dalam Gua Uhud untuk dirawat usai terluka dalam perang yang brutal itu.
“Kita melihat semua anak-anak senang dan merasa terharu usai berziarah keJabal Uhud di Madinah. Seperti kita baca dalam berbagai literatur Islam, ini satu gunung yang amat bersejarah dan konon kelak di yaumil qiyamah, replika Jabal Uhud ini diabadikan Allah Swt di dalam surga,” ujar Irwanda.
Mengunjungi Masjid Qiblatain
Selama di Madinah, cerita Irwanda, PT Zul Nawiya Wisata, Travel Biro Perjalanan Umrah dan Haji Plus yang dipercayakan Pemko Banda Aceh untuk memberangkatkan Jamaah Umrah Qari/Qariah yang telah membawa harum nama Kota Banda Aceh dengan menjadi Juara Umum MTQ ke-36 tingkatProvinsi Aceh pada 2023 lalu itu, juga mengajak mereka untuk mengunjungi Masjid Qiblatain di Quba, yang juga masih dalam kawasan Madinah al-Munawwarah.
“Masjid Qiblatain yang kita kunjungi itu, salah satu tempat ziarah di Madinah yang dikenal dengan dua arah kiblat. Masjid yang dulu bernama Masjid Bani Salamah menjadi saksi perpindahan arah kiblat kaum Muslim dari Masjid Aqsha di Palestina ke Masjidil Haram di Makkah al-Mukaramah, pada bulan Rajab tahun ke-2 Hijriyah,” kata Kabid Dakwah DSI Kota Banda Aceh itu.
Masjid Qiblatain terletak di Quba, tepatnya di atas sebuah bukit kecil di sebelah utara Harrah Wabrah, Madinah. Masjid Qiblatain mula-mula dikenal dengan nama masjid Bani Salamah, karena masjid ini dibangun di atas bekas rumah Bani Salamah. Masjid yang bercat putih itu terletak sekitar 7 kilometer dari Masjid Nabawi di Madinah. “Kita semua berkesempatan shalat berjamaah di Masjid Qiblatain ini,” sebut Irwanda.
Seperti diberitakan sebelumnya, ke-12 Qari/Qariah yang telah berjaya mengantarkan Kafilah Kota Banda Aceh keluar sebagai Juara Umum pada MTQ tingkat Provinsi Aceh dan mendapat reward atau bonus ibadah umrah itu masing-masing: Muhammad Al Ghifari, Muhammad Raja Al Pasya Wijaya, dan Naufal Quraisyi Ambiya, ketiganya Juara I Cabang Syarhil Putra. Berikutnya, Shafiqah Syafitri, Siti Sarah, dan Chairunnisa, ketiganya Juara I Cabang Syarhil Putri.
Kemudian, lanjut Kabid Dakwah DSI Kota Banda Aceh itu, Dolly IsmaIndra (Juara I Cabang Tafsir Bahasa Arab), M Ikram Abdul Aziz (Juara I Cabang Tafsir Bahasa Indonesia), Misbahul Munawar (Juara I Cabang Tafsir Bahasa Inggris), Najma Sharqia (Juara I Cabang Tahfidz 30 Juz Tilawah Putri), Khiyarullah (Juara I Cabang Mujawad Dewasa Putri), dan Hikmatun Nazilah (Juara I Cabang Mujawad Dewasa Putri).
Irwanda menjelaskan, keberangkatan para qari/qariah tersebut ke Tanah Suci, turut didampingi oleh mantan Pj Wali Kota Banda Aceh Amiruddin SE MSi, Pj Sekda Kota Banda Aceh Wahyudi SSTP MSi, Kepala DSI Kota Banda Aceh Ridwan Ibrahim SAgMPd, dan dirinya sendiri (Irwanda M Jamil SAg), Kabid Dakwah DSI Kota Banda Aceh yang juga sebagai pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK).
Rombongan Jamaah Umrah Qari/Qariah tersebut berangkat dari Banda Aceh pada Minggu, 21 Juli 2024 melalui Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar ke Kuala Lumpur (Malaysia). Kemudian pada Senin, 22 Juli 2024 dari Kuala Lumpur ke Jeddah, Arab Saudi dan kembali dengan rute penerbangan yang sama ke Banda Aceh pada Jumat, 2 Agustus 2024. (Ask)