Muhammad Wakili Aceh Pada Pelatihan Budidaya Benih Lokal di Bali

* Digelar AOI_IDEP

Peserta diklat budidaya benih lokal aoi dan idep foundation di Gianyar Bali, beberapa waktu lalu. FOTO/ IST

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Dalam upaya memperkuat kedaulatan petani dan menjaga keberlanjutan pertanian organik, Aliansi Organis Indonesia (AOI) menggelar Pelatihan Budidaya Benih Lokal Organik di Gianyar, Bali, pada 21–23 Juli 2025. Mengusung tema “Benih Kita, Masa Depan Kita: Membangun Kedaulatan dari Akar Rumput”, pelatihan ini diikuti oleh petani dan pendamping pertanian dari berbagai daerah.

Dari Aceh diikuti oleh Muhammad SP MP yang berasal dari lembaga Aceh Agri dan diklat ini terus mengkampanyekan budidaya benih lokal, organik, dan mengembangkan agrowisata dan agroforestry serta issu issue air Seulawah dan pangan lokal ini.

Kegiatan ini bertujuan membekali petani dengan pengetahuan teknis dalam memproduksi benih lokal organik, khususnya tanaman hortikultura, sekaligus mendorong pemulihan hak petani atas sumber daya genetik lokal yang selama ini terpinggirkan oleh dominasi benih hibrida dan impor.

“Pelatihan ini menjadi respon atas situasi menurunnya kemandirian petani akibat sistem pertanian modern yang serba bergantung pada input industri, termasuk benih komersial, pupuk, dan pestisida,” kata Muhammad, kepada media ini, Selasa (29/7/2025).
Dampak dari ketergantungan tersebut tidak hanya membebani ekonomi petani, tetapi juga memperparah kerusakan lingkungan dan mempercepat hilangnya keragaman hayati lokal.

Dalam tiga hari pelatihan, peserta dibekali berbagai materi mulai dari pemahaman prinsip dasar benih lokal, teknik seleksi dan pemuliaan sederhana, hingga praktik lapangan. Kegiatan ini difasilitasi oleh para pelatih dari Yayasan IDEP Selaras Alam, seperti Gusti Ayu Komang Sri Mahayauni (Master Trainer) dan Putu Agus Adnyana (Pendamping Trainer), serta didukung penuh oleh tim AOI.

AOI menyebut benih lokal memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan benih hibrida. Selain dapat dikembangkan ulang oleh petani sendiri, benih lokal juga lebih adaptif terhadap agroklimat setempat dan memiliki potensi besar dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Sayangnya, benih lokal kini terancam punah akibat minimnya pelestarian dan intervensi sistem pertanian modern yang tidak berkelanjutan.

Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Dr. Yudi Sastro, dalam pernyataannya pada 2023, menyebutkan bahwa kedaulatan pangan akan tercapai apabila bangsa ini berdaulat secara benih. Namun, AOI menilai kebijakan pemerintah masih lebih condong pada distribusi benih hibrida ketimbang mendukung pengembangan benih lokal berbasis komunitas.(MTIs)

 

Exit mobile version