Dukung Pendidikan Inklusif, Kemenag Banda Aceh Gelar Sosialisasi Identifikasi PDPD dan APBS

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kota Banda Aceh, H. Salman, S.Pd., M.Ag., foto bersama, setelah membuka kegiatan Persamaan Persepsi tentang Identifikasi Peserta Didik Penyandang Disabilitas (PDPD) dan Pengisian Aplikasi Profil Belajar Siswa (APBS) bagi madrasah se-Kota Banda Aceh. Acara yang digelar oleh Forum Pendidik Madrasah Inklusif (FPMI) ini berlangsung pada Sabtu, 26 Juli 2025. FOTO/RARA

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh — Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Banda Aceh H Salman SPd MAg didampingi Bunda Inklusi Kota Banda Aceh Rosnidar SAg dan Kasi Penmad Syafruddin SAg MSi menghadiri sekaligus membuka secara resmi kegiatan Persamaan Persepsi Tentang Identifikasi Peserta Didik Penyandang Disabilitas (PDPD) dan Pengisian Aplikasi Profil Belajar Siswa (APBS) di madrasah se-Kota Banda Aceh. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Forum Pendidik Madrasah Inklusif (FPMI) Kota Banda Aceh, Sabtu 26, juli 2025.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya percepatan program Akselerasi Transformasi Layanan Pendidikan (ASTA PROTA) yang dicanangkan Kementerian Agama Republik Indonesia, khususnya dalam mendukung implementasi pendidikan inklusif di lingkungan madrasah. Sebanyak 140 peserta yang terdiri dari Kepala Madrasah dari seluruh jenjang RA, MI, MTs, dan MA di Banda Aceh, Waka Kesiswaan, Calon Guru Pendamping Khusus, dan Pengurus FPMI Kota Banda Aceh hadir dalam kegiatan ini.

Dalam sambutannya, Kakankemenag menyampaikan apresiasi atas terlaksananya kegiatan ini. Menurutnya, program pendidikan inklusif adalah bentuk pelayanan pendidikan yang sangat mulia karena menyentuh langsung peserta didik dengan kebutuhan khusus.

“Ini adalah program yang mulia. Tidak semua orang mampu menjalaninya karena pekerjaan ini bukan hanya soal teknis, tetapi juga menyangkut hati yang tulus dan perjuangan yang luar biasa,” ujarnya.

Kegiatan ini menghadirkan para fasilitator madrasah inklusif yang telah mendapatkan pelatihan khusus di tingkat provinsi dan nasional. Mereka akan mendampingi madrasah berdasarkan zona untuk memastikan proses identifikasi PDPD dan pengisian aplikasi APBS berjalan sesuai standar.

Sementara itu, Ketua Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Madrasah Provinsi Aceh Nopi Dorsain menambahkan bahwa tema yang diangkat dalam kegiatan ini sangat relevan dengan persoalan yang masih dihadapi di lapangan. Ia menyoroti masih adanya kekeliruan persepsi tentang penyandang disabilitas.

“Selama ini kita sering menganggap bahwa disabilitas hanya berkaitan dengan kondisi fisik. Padahal, lebih dari itu, ada kebutuhan khusus lain yang juga perlu kita pahami dan identifikasi dengan benar. Mindset ini harus kita ubah bersama,” tegasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program Pokjawas Madrasah yang telah dijalankan sebelumnya, dan menjadi bukti konkret komitmen Kementerian Agama dalam memperkuat layanan pendidikan inklusif di madrasah.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan seluruh kepala madrasah di Banda Aceh memiliki pemahaman yang sama terkait identifikasi peserta didik penyandang disabilitas dan dapat segera mengisi data Profil Belajar Siswa secara akurat dan menyeluruh, sebagai bagian dari sistem layanan pendidikan yang adil dan berkeadilan.(Herman/*)

Exit mobile version