Imbas dari El Nino Petani Simpang Tiga Aceh Besar Tak Bisa Tanam Padi

Beberapa lahan pertanian di sekitar Kecamatan Simpang Tiga yang mengalami kekeringan, Aceh Besar, Jumat (28/07/2023). FOTO/ DJ88

Kabarnanggroe.com, Kota Jantho – Para petani padi di wilayah Kecamatan Simpang Tiga, Kabupaten Aceh Besar dan sekitarnya mulai mengeluh, karena hingga saat ini belum bisa memulai menanam padi, meskipun musim tanam sudah tiba. Hal tersebut dipicu fenomena perubahan iklim yaitu El Nino yang melanda wilayah Indonesia termasuk Aceh, El Nino juga menyebabkan kemarau berkepanjangan dan irigasi yang ada di wilayah setempat sudah mulai tak teraliri air.

“Ini kan sudah memasukin musim turun sawah. Tapi, hingga kini belum nampak hilal hujan. Ditambah lagi, infrastruktur irigasi di daerah simpang sudah tidak berfungsi seperti semestinya, ” kata Marina Ketua Tani Gampong Ateuk Mom Panah Kecamatan Simpang Tiga, Aceh Besar, Jumat (28/07/2023).

Ia menjelaskan, dalam pertanian, pengairan merupakan salah satu infrastruktur yang vital. Karena, menurutnya, air merupakan kebutuhan yang paling utama untuk mengelola lahan dan keberlangsungan tanaman padi tersebut.

“Kalau tidak ada air bagaimana mau menanam padi, di Kecamatan Simpang Tiga semua sawah pada kering, padahal masyarakat mau memulai masa tanam,” ujarnya

Menurut Marina selaku ketua Kelompok tani Gampong Ateuk Mom Panah, Dampak kemarau panjang yang melanda beberapa bulan terakhir ini tidak mampu diatasi karena petani hanya mengandalkan hujan untuk mengairi sawah.

“Cukup sulit, bagi kami, biarpun ada irigasi, kami tetap harus menunggu hujan turun. Itu disebabkan irigasi tidak memadai karna sudah dangkal sekali,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, sepanjang musim kemarau, sebagian petani di wilayah Simpang Tiga ada yang beralih profesi menjadi kuli bangunan. Hal tersebut terjadi karena para petani mengalami kesulitan ekonomi.

”Karena kekeringan, banyak petani yang terpaksa menjadi buruh bangunan. Jika tidak beralih tidak bisa membiayai kebutuhan keluarga, karena sudah tidak ada alternatif lagi untuk mencari nafkah sehari-hari,” tuturnya.

Marina menilai fenomena ini akan terus berlanjut pada sepanjang musim kemarau. Namun bila musim hujan tiba para petani yang berkerja sebagai buruh bangunan tersebut akhirnya kembali menggarap lahannya.

”Bila musim hujan tiba, para petani akan kembali menggarap sawahnya. Karena, hasil dari panen padi lumayan, bila dibandingkan berkerja sebagai buruh bangunan” imbuhnya.

Ia pun meminta, kepada Pemerintah Kabupaten Aceh Besar untuk segera mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah kekeringan diwilayahnya.

“Yang mempunyai wewenang. Tolong turun langsung melihat dan mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah ini. Supaya, petani di Simpang Tiga bisa turun kesawah dengan secepatnya, seperti di wilayah Indrapuri dan Samahani,” pungkas Marina Ketua Tani Gampong Ateuk Mom Panah (Dj)

Exit mobile version