Kabarnanggroe.com, Kota Jantho – Wakil Bupati Aceh Besar Drs H Syukri mengungkapkan, Pemerintah Daerah bersama OPD terkait dan stakeholder lainnya berkomitmen serta bersiaga untuk mengatasi dan mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologi yang diprediksi terjadi sejak beberapa pekan yang lalu hingga beberapa bulan mendatang.
Ketika memimpin Rapat Koordinasi Antisipasi Dampak Hidrometeorologi memasuki musim penghujan di wilayah Kabupaten Aceh Besar di Aula BPBD Aceh Besar, Senin siang (27/10/2025), Wabup Aceh Besar didampingi Kalaksa BPBD Aceh Besar Ridwan Jamil SSos MSi mengatakan, sebagai salah satu kabupaten yang rawan bencana, termasuk dampak hidrometeorologi, maka pihaknya akan terus memberikan sosialisasi dan imbauan agar masyarakat selalu siap dan siaga dalam menghadapi ancaman dampak dari hidrometeorologi.
“Pemkab Aceh Besar selalu siaga darurat terhadap dampak hidrometeorologi ini. Hal ini sekaligus untuk antisipasi terhadap peringatan dini yang dikeluarkan BMKG Stasiun Klimatologi Aceh beberapa waktu lalu. Dalam hal ini, kerjasama semua OPD dan stakeholder terkait lainnya harus terus ditingkatkan,” ungkapnya. Hadir dalam Rapat Koordinasi itu, Asisten II Setdakab Aceh Besar M Ali SSos MSi dan Kepala OPD terkait lainnya.
Di depan peserta Rakor, Wabup Aceh Besar Syukri secara khusus memberikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak dan relawan yang selama ini telah berkontribusi besar untuk mendukung penanganan akibat dampak hidrometeorologi yang melanda Aceh Besar. Bahkan, mereka rela bekerja keras, baik di waktu siang maupun malam hari saat musibah terjadi.
Menurut Wabup Aceh Besar, melalui suratnya tertanggal 6 Oktober 2025 lalu, pihak BMKG Stasiun Klimatologi Aceh yang ditandatangani kepalanya, Muhajir SSi MSi, diharapkan kepada Pemprov Aceh dan Pemkab/Pemkot se-Aceh agar meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi puncak musim hujan tahun 2025-2026 serta potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan genangan air. Oleh sebab itu, Wabup Aceh Besar kembali mengajak semua pihak serta masyarakat agar selalu mewaspadai dampak yang mungkin timbul akibat kondisi alam tersebut.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Aceh Besar Ridwan Jamil menambahkan, dampak dari bencana hidrometeorologi berupa potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang, banjir, tanah longsor dan bencana lainnya dapat terjadi, terutama di daerah rawan bencana, seperti Kabupaten Aceh Besar.
Selama ini, hampir semua kecamatan di Aceh Besar rawan terjadinya musibah akibat dampak hidrometeorologi. Seperti yang terjadi beberapa hari terakhir di Kecamatan Mesjid Raya, Leupueng, Kuta Malaka, Blang Bintang, Montasik, Darussalam, dan kecamatan lainnya. Musibah tersebut ada yang berupa pohon tumbang, angin puting beliung, dan banjir.
Bila merujuk pada prediksi BNPB, musibah ini akan terjadi hingga awal tahun 2026 mendatang. Karena itu, Ridwan Jamil mengimbau masyarakat agar segera menghubungi Posko BPBD Aceh Besar bila melihat potensi bahaya atau kejadian yang membutuhkan penanganan dan bantuan dari personilnya. Di samping itu, BPBD mengajak seluruh masyarakat untuk tetap tenang namun waspada, serta mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang terkait perkembangan cuaca dan potensi bencana.(CBoy)
