Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal dan wakilnya Afdhal Khalilullah mendukung penuh pariwisata Islami yang dijalankan Negeri Serambi Mekkah ini.
Belum genap 100 hari bertugas seusai dilantik langsung membuat gebrakan dengan memasang 27 lampu panel surya dari kawasan pantai wisata eksotis Ulee Lheue sampai Gampong Jawa pada Rabu (14/5/2025) atau 10 hari sebelum 100 hari kerja.
Pemasangan lampu ini untuk menghindari munculnya tempat remang-remang pada malam hari, sekaligus mencegah terjadinya pelanggaran syariat. Sehingga, keamanan dan kenyamanan pengunjung semakin terjaga dengan terang benderangnya pada lokasi wisata paling populer di Banda Aceh ini di malam hari.
Pariwisata Islami yang telah menjadi tujuan kota ini dan juga kabupaten/kota lainnya di Provinsi Aceh harus tetap dibingkai dengan syariat tanpa kecuali. Kawasan Ulee Lheue yang memang populer bagi kalangan remaja, orang dewasa dan juga orang tua harus tetap terjaga dengan baik.
Illiza yang meninjau langsung pemasangan lampu mengatakan program ini untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengunjung di malam hari. “Dengan adanya penerangan, kita harap potensi pelanggaran syariat maupun kecelakaan lalu lintas bisa dicegah. Selama ini kawasan ini memang belum memiliki lampu jalan,” jelasnya.
Penggunaan lampu tenaga surya yang merupakan energi terbarukan akan juga dipasang di tempat wisata lainnya serta kawasan permukiman. Illiza menegaskan masyarakat tetap boleh menikmati keindahan alam dan berdagang di kawasan Ulee Lheue, namun harus tetap mematuhi aturan syariat dan menjaga ketertiban.
Sebagai penunjang keamanan, Pemko juga akan mendirikan pos jaga Satpol PP/WH, memasang kamera CCTV, dan membangun mushala di kawasan tersebut. Terkait pembatasan jam malam, Illiza mengingatkan masyarakat agar tidak berada di kawasan pantai hingga larut malam tanpa keperluan penting.
“Instruksi Gubernur Aceh tentang pembatasan jam malam pelajar hingga pukul 22.00 WIB sudah berlaku. Untuk masyarakat umum, mari kita jaga suasana tetap Islami dan aman,” kata Illiza.
Gebrakan yang dilakukan Illiza ini, walau belum 100 hari bertugas, menunjukkan betapa tingginya komitmen Pemko Banda Aceh yang dipimpinnya untuk tetap menegakkan syariat di tempat-tempat wisata yang tidak ada di daerah lainnya di Indonesia.
Bukan itu saja, Illiza yang menyebut Banda Aceh sebagai ‘kota kolaborasi’ akan membawa semua pihak merasa terlibat, mulai dari kalangan akademisi, swasta, tokoh adat, hingga generasi muda dalam pembangunan kota.
Seperti sektor pariwisata, salah satu sektor andalan Pemko Banda Aceh untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD) akan terus dibenahi dari berbagai sisi dengan tetap mengedepankan syariat. Seperti dikatakan oleh Kepala Dinas Pariwisata Banda Aceh, Said Fauzan, objek wisata kota akan terus dibenahi.
Dia mencontohkan, seperti kapal nelayan di atas rumah warga Lampulo, Kecamatan Kuta Alam juga akan dibenahi, seperti yang dilakukan di situs tsunami PLTD Kapal Apung di Punge Blangcut, Kecamatan Jaya Baru.
Dikatakan, keterlibatan pihak ketiga, seperti CSR dari Bank Aceh Syariah dan lainnya sangat dibutuhkan untuk mengembangkan objek wisata. Said Fauzan yang melakukan berbagai inovasi untuk memajukan pariwisata akan terus berusaha meningkatkan kunjungan wisatawan ke kota ini. (Adv)