Tim Geologi DESDM Aceh Tinjau Lokasi Pergerakan Tanah di Titik Km 80 Banda Aceh – Medan

Lokasi pergerakan tanah pada di lokasi ruas Jalan Banda Aceh – Medan pada titik km 80, Gampong Simpang Beutong, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Kamis (26/1/2023). FOTO/ DOK DESDM ACEH

Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Tim Geologi Dinas Energi dan Sumber Daya Miberal (DESDM) Aceh meninjau lokasi pergerakan tanah yang terjadi di lokasi ruas Jalan Banda Aceh – Medan pada titik km 80, Gampong Simpang Beutong, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Kamis (26/1/2023).

Kepala Dinas ESDM Aceh, Ir. Mahdinur, MM, kepada media ini, mengatakan berdasarkan hasil penyelidikan dan peninjauan lokasi tim Dinas ESDM Aceh, terpantau 6 titik yang mengalami pergerakan tanah. Dimana faktor yang menyebabkan terjadinya longsoran atau pergerakan tanah tersebut merupakan karena jenis batuan pada lokasi berupa satuan tuf yang berumur Kuarter dari Formasi Gunung Api Lam Teuba.

“Hasil lapangan, pergeseran ini disebabkan oleh satuan tuf sudah berumur, jadi, sangat riskan untuk mengalami pergeseran,” kata Mahdinur, di Banda Aceh, Kamis (26/1/2023) sore.

Tim Dinas ESDM Aceh meninjau lokasi gerakan tanah di KM 80 Gampong Simpang Beutong, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Kamis (26/1/2023). FOTO/ DOK DESDM ACEH

Ia menjelaskan, satuan tuf mengandung lempung yang mudah menyerap air. Lempung akan mengalami pengembangan (swelling) saat menyerap air sehingga membuat ikatan antar butir menjadi tidak stabil.

“Batuan ini juga bersifat lepas dan belum terkompaksi sehingga rentan terhadap longsor. Selain itu curah hujan yang tinggi menyebabkan material menjadi lebih berat yang meningkatkan beban sehingga terjadi gerakan tanah,” ucap Mahdinur.

Pergerakan Tanah di ruas Jl. Banda Aceh – Medan beberapa ratus meter dari km 80, Gampong Simpang Beutong, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Kamis (26/1/2023). FOTO/ DOK DESDM ACEH

Kadis DESDM Aceh itu menambahkan, faktor penyebab lainnya ialah kestabilan lereng. Lereng memiliki kemiringan yang curam, ketika ikatan antar butir tidak stabil dan kemiringan yang curam maka menyebabkan pergerakan tanah. “Kemiringan yang curam juga dapat menyebabkan pergeseran tanah,” tambahnya.

Mahdinur, menghimbau masyarakat agar berhati-hati ketika melewati jalan pada lokasi ini terutama pada saat hujan dengan intensitas tinggi seperti yang dialami pada minggu-minggu terakhir ini.

“Selain itu, untuk mengurangi resiko longsor di kemudian hari perlu dilakukan kajian mitigasi bahaya longsor untuk jangka menengah dan jangka panjang agar kejadian longsor dapat diminimalisir seperti melakukan penguatan tebing di sekitar ruas jalan serta penanganan yang tepat pada ruas-ruas jalan dengan resiko longsor,” pungkasnya. (Muiz/*)

Exit mobile version