Kabarnanggroe.com, Kota Jantho – Bupati Aceh Besar, H. Muharram Idris, yang akrab disapa Syech Muharram, mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya dunia pendidikan, untuk menanamkan nilai-nilai sejarah dan kearifan lokal kepada generasi muda. Hal itu disampaikannya usai pembukaan Rapat Koordinasi (Rakor) dan Rapat Kerja (Raker) Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP se-Kabupaten Aceh Besar, di SMP Negeri 3 Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar, Selasa (24/6/2025) pagi.
Dalam arahannya, Syech Muharram menekankan pentingnya penguatan karakter dan pemahaman sejarah di kalangan pelajar sejak dini. Bupati Aceh Besar menyampaikan bahwa sejarah Aceh, termasuk peristiwa monumental seperti tsunami 2004, masalah konflik Aceh dan penandatanganan MoU Helsinki, harus dikenalkan dan ditanamkan kepada anak-anak sebagai bentuk pelestarian jati diri keacehan.
“Saat ini kita melihat generasi muda mulai kurang peduli terhadap sejarah. Bahkan, peristiwa besar yang pernah kita alami seperti tsunami pun mulai dilupakan. Padahal, sejarah adalah identitas kita. Jika tidak kita tanamkan dari sekarang, generasi mendatang bisa kehilangan arah,” ujar Bupati.
Dalam Rakor-Raker tersebut, Bupati juga mengungkapkan bahwa Pemkab Aceh Besar saat ini tengah menggagas program beut kitab di sekolah-sekolah, dengan fokus pada pelajaran fiqih atau pemahaman hukum Islam. Program tersebut akan diterapkan di jenjang SD kelas 5 dan 6 serta SMP kelas 1 sampai 3 di 23 kecamatan sebagai percontohan.
Dengan berkolaborasi antara Dinas Pendidikan, Dinas Syariat Islam, Dinas Pendidikan Dayah, Majelis Pendidikan Daerah (MPD), ulama, serta akademisi untuk menyukseskan program tersebut. Bupati Syech Muharram mengatakan, program tersebut telah berjalan hingga ke tahapan perekrutan para pengajar yang direkrut dari kalangan tengku-tengku dayah yang ada di Aceh Besar.
“Insya Allah tahun depan akan kita perluas ke seluruh sekolah SD dan SMP. Kita ingin anak-anak bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki pemahaman agama dan sejarah yang kuat,” jelasnya.
Selain memperkuat nilai-nilai agama dan sejarah, Bupati juga menekankan pentingnya sinergi antar kepala sekolah melalui musyawarah kerja secara rutin. Dengan adanya forum seperti MKKS, para kepala sekolah dapat saling bertukar informasi, pengalaman, dan bersama-sama memajukan dunia pendidikan di Aceh Besar.
Bupati Syech Muharram juga mendorong kepala sekolah untuk proaktif mengusulkan kebutuhan sekolah masing-masing kepada pemerintah daerah. “Sekarang pusat sudah membuka program prioritas pendidikan melalui Presiden Prabowo. Kita di daerah juga harus siap, kepala sekolah jangan ragu menyampaikan apa yang dibutuhkan demi kemajuan sekolah,” tegas Syech Muharram.
Menurutnya, pendidikan tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat, termasuk keluarga. Bupati Aceh Besar menekankan bahwa seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya, dan sangat penting untuk juga mengajarkan sejarah serta nilai-nilai budaya Aceh di rumah. Bupati Syech Muharram menuturkan, penguatan karakter dan pengenalan sejarah bukan hanya tugas dari tenaga didik di sekolah, tetapi menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah, dan pemerintah.
“Mari kita jaga sejarah kita, kita kenalkan pada anak-anak. Jangan sampai identitas Aceh ini hilang. Kita semua punya tanggung jawab agar generasi kita ke depan tetap tahu siapa mereka dan dari mana mereka berasal,” pungkas Syech Muharram.(Wahyu)