Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Dr. H. Safrizal ZA, M.Si, Pejabat (Pj) Gubernur Aceh, secara resmi membuka Aceh International Forum 2024 yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh. Forum dengan tema “Agama, Kebersamaan, dan Kemanusiaan” ini juga sekaligus menjadi bagian dari peringatan 20 tahun tsunami Aceh, yang berlangsung di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, pada Senin (23/12/2024).
Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Menteri Pendidikan Indonesia Stella Christine, staf ahli Menteri Luar Negeri, Walikota Banda Aceh terpilih, Duta Besar Maroko H.E. Ouadia Benabdellah, serta perwakilan dari Turkish Red Crescent, yakni Ismail Hakki TURUNC, Ismail Semih CALKAYA, dan Cahit Sami GON. Segenap Forkopimda Aceh dan para dosen UIN Ar-Raniry Banda Aceh juga hadir untuk menyukseskan forum tersebut.
Peresmian dan Agenda Forum
Acara dibuka secara simbolis melalui scan lima tangan di layar monitor oleh Wakil Menteri Pendidikan, Pj Gubernur Aceh, dan perwakilan UIN Ar-Raniry. Dalam sambutannya, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang berkontribusi untuk membangun Aceh pascabencana tsunami 2004.
“Mudah-mudahan kontribusi dan kolaborasi masyarakat dapat terus mendorong pembangunan Aceh menjadi lebih maju. Kita semua menyaksikan bagaimana Aceh pernah luluh lantak akibat tsunami, tetapi dengan semangat kebersamaan, kita mampu bangkit,” ungkapnya.
Selain pembukaan, forum ini juga diisi dengan berbagai kegiatan, termasuk pembagian penghargaan kepada para aktivis yang membantu Aceh saat bencana tsunami, serta lomba seni seperti kontes lukisan yang bertema memori tsunami Aceh.
Wakil Menteri Pendidikan dan Pemanfaatan Sumber Daya Lokal
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Menteri Pendidikan Stella Christine menyampaikan materi terkait pemanfaatan sumber daya alam Aceh secara kreatif. Ia memuji penelitian lokal yang mengolah tulang ikan tuna menjadi kolagen, mengekstrak minyak nilam, serta pelestarian terumbu karang sebagai inovasi yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Kita harus melakukan riset berbasis lokal untuk memberdayakan perekonomian masyarakat, terutama dari kalangan bawah. Saya sangat bangga dengan inovasi yang ada di Aceh, seperti pemanfaatan tulang ikan tuna, minyak nilam, dan terumbu karang,” ujarnya.
Penghargaan untuk Mitra Internasional
Sebagai bentuk penghargaan, Duta Besar Maroko H.E. Ouadia Benabdellah dan perwakilan Turkish Red Crescent menerima penghargaan dari para dosen UIN Ar-Raniry. Mereka diakui atas kontribusinya dalam membantu Aceh selama masa bencana.
Acara yang sarat dengan nilai sejarah, kebersamaan, dan kemanusiaan ini diharapkan menjadi inspirasi untuk terus menjaga memori tsunami Aceh sekaligus membangun masa depan yang lebih cerah bagi Aceh.(Cek Man/*)