Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Pariwisata Kota Banda Aceh, Ibu Kota Provinsi Aceh akan semakin mewangi, seiring rencana menjadikan sebagai ‘Kota Parfum’ akan segera diluncurkan.
Rencana ini sudah mencuat bulan lalu melalui sebuah pertemuan di Balai Kota Banda Aceh dan kian digencarkan oleh Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE, tepat pada 100 hari kerjanya memimpin kota jasa dan dagang ini pada Jumat (23/5/2025).
Pariwisata Islami yang terus digaungkan akan semakin mengena dengan bertambahnya julukan kota ini sebagai ‘Kota Parfum” yang akan menghasilkan wewangian dari bahan alami negeri sendiri, sehingga menjadi parfum lokal.
Salah satunya, nilam Aceh yang sudah dikenal sebagai yang terbaik dunia, sehingga sangat diminati negara produsen minyak wangi dunia, seperti Perancis, kiblatnya mode dunia.
Nilam Aceh yang sudah memiliki nilai jual tinggi, di atas Rp 1 juta lebih sudah saatnya diproduksi sendiri, diolah menjadi minyak wangi non-alkohol, sesuai syariat negeri ini.
Semerbak wewangian di Banda Aceh nantinya akan menambah daftar panjang perjalanan kota ini yang sarat sejarah, parfum produksi lokal akan makin menambah keinginan wisatawan nusantara dan mancanegara untuk berkunjung.
Jika sudah jadi nantinya, tentunya menambah daftar panjang wisatawan untuk datang dengan salah satu agenda, ingin melihat hasil produksi anak negeri yang selama ini terlupakan.
Bahan baku bersama peneliti juga sudah ada, bahkan sudah terlibat langsung membantu petani nilam dalam hal penyulingan minyak nilam yakni pihak Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Illiza saat memberikan sambutan dalam ‘Semiloka Nasional Road to Launching Banda Aceh Kota Parfum Indonesia’ di Ballroom BSI lantai delapan Gedung Landmark BSI Aceh, Banda Aceh, Jumat (23/5/2025) menyatakan warisan aroma lokal harus mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.
“Kita ingin menyatukan warisan aroma seperti nilam, serai wangi, cengkeh, hingga kopi dan kayu manis dengan teknologi, seni, dan kewirausahaan, untuk melahirkan produk unggulan lokal,” katanya.
Menurut dia, pemilihan parfum sebagai fokus pengembangan industri lokal bukan tanpa alasan. Parfum bukan sekedar produk estetika, tetapi sudah menjadi cultural branding, representasi dari nilai kenangan bahkan jati diri suatu bangsa.
“Kita ingin parfum Banda Aceh menjadi simbol identitas daerah yang harumnya secara harfiah dan maknawi,” ujarnya. Illiza menyatakan potensi besar Banda Aceh dalam industri parfum tidak hanya terletak pada bahan baku, tetapi juga nilai tambah dari proses penyulingan, formulasi aroma, desain kemasan, hingga kekuatan merek lokal yang berpotensi mendunia.
“Hari ini, Banda Aceh kita posisikan sebagai creative hub di Indonesia yang kita jalankan bersama. Kita tidak hanya membangun produk, tapi juga ekosistem, mulai dari riset akademik, teknologi pengolahan, hingga rantai pasok dan strategi pemasaran,” jelasnya.
Pengembangan industri parfum ini, katanya, juga akan diselaraskan dengan pelestarian lingkungan. Walikota menekankan pengembangan komoditas bahan baku parfum seperti nilam akan diarahkan menjadi bagian dari pertanian organik yang ramah lingkungan.
Untuk itu akan didorong proyek percontohan bersama petani lokal di wilayah Provinsi Aceh, seperti di Pidie, Pidie Jaya, Aceh Jaya, Aceh Barat, dan Aceh Besar, serta daerah penyangga lainnya, guna menciptakan rantai nilam yang hijau dan berkeadilan.
Usaha ini akan didukung oleh peran Universitas Syiah Kuala (USK) yang selama ini telah membina petani nilam di Aceh. Illiza juga menyampaikan rencana kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk peluncuran parfum Banda Aceh secara nasional di masa mendatang.
Bahkan, kata Illiza, pengusaha di Singapura menyatakan kesiapannya untuk membantu dan mendukung Banda Aceh menjadi kota parfum yang mendunia. “Ini saatnya kita bangga memakai parfum buatan kita sendiri, bukan hanya wangi, namun juga bermakna,” tutupnya.
Dalam semiloka ini, juga hadir Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof Dr Ir Marwan; Sekretaris Utama Badan Ekonomi Kreatif, Dessy Ruhati dan Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto.(Muh)