Sejumlah Negara Eropa Akui Palestina, Momentum Baru Solusi Dua Negara

Seorang wanita di tengah kerumunan massa mengibarkan bendera Palestina saat warga Inggris turun ke jalan dalam unjuk rasa di London Inggris, Sabtu (11/11/2023). ANTARA/Xinhua/Li Ying/am.

Kabarnanggroe.com, New York – Sejumlah pemimpin Eropa secara resmi mengumumkan pengakuan negara mereka atas Palestina dalam sebuah pertemuan tingkat tinggi di sela-sela Sidang Umum PBB, Senin (22/9/2025). Langkah ini dipandang sebagai momentum bersejarah yang mendorong implementasi solusi dua negara dalam konflik Israel–Palestina.

Konferensi internasional yang dipimpin bersama oleh Prancis dan Arab Saudi itu mempertemukan berbagai pemimpin dunia yang menegaskan perlunya segera mengakhiri perang di Gaza dan memajukan proses perdamaian.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dalam pidatonya menuntut penghentian segera kekerasan yang menelan banyak korban sipil di Gaza, sekaligus menyerukan agar Palestina diterima sebagai anggota penuh PBB. Nada serupa disampaikan Perdana Menteri Irlandia Michael Martin yang menekankan bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jalan realistis menuju perdamaian.

Irlandia sebelumnya telah bergabung dengan Spanyol, Norwegia, dan Slovenia dalam mengakui Palestina. Kini dukungan bertambah dengan deklarasi resmi Perdana Menteri Luksemburg Luc Frieden, Perdana Menteri Malta Robert Abela, serta Menteri Luar Negeri Andorra Imma Tor Faus. Mereka menekankan bahwa pengakuan ini bukan sikap menentang Israel, melainkan langkah untuk mewujudkan perdamaian berdasarkan hukum internasional.

Belgia juga menegaskan dukungan terhadap solusi dua negara, meski Perdana Menteri Bart De Wever menekankan pengakuan resmi dari Brussel baru akan dilakukan setelah syarat tertentu terpenuhi, termasuk pembebasan seluruh sandera.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyambut baik gelombang pengakuan ini, dengan menegaskan bahwa mayoritas negara anggota Uni Eropa kini telah mengakui Palestina. Namun, dua kekuatan besar Eropa—Jerman dan Italia—masih bersikap hati-hati. Menteri Luar Negeri Jerman Johann David Wadephul mengakui bahwa prospek solusi dua negara semakin sulit, tetapi tetap menegaskan bahwa tidak ada alternatif selain berdirinya negara Palestina yang merdeka dan damai. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani menyuarakan dukungan terhadap solusi dua negara, tetapi belum menyatakan pengakuan resmi.

Gelombang pengakuan baru ini dinilai sebagai babak penting dalam upaya diplomasi internasional untuk mendorong perdamaian abadi di Timur Tengah, sekaligus meningkatkan tekanan agar konflik Israel–Palestina segera menemukan jalan keluarnya.

Exit mobile version