Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Guna mengatasi harga beras mahal dipasaran, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Aceh bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog), akan melakukan operasi pasar beras premium bersubsidi di seluruh Aceh.
Kepala Disperindag Aceh, Ir. Tanwier, MM, mengatakan, untuk saat ini Pemerintah Aceh menetapkan 3 Kabupaten Kota untuk pendistribusian beras premium 10 kilogram bersubsidi, 3 Kabupaten itu, Banda Aceh, Aceh Utara dan Aceh Barat.
“Untuk sementara masih di tiga Kabupaten, rencananya nanti akan kita distribusikan untuk keseluruh Aceh sebagai upaya menekan tingginya harga beras dipasaran,” katanya, di Banda Aceh, Jumat (22/9/2023).
Ia mengatakan, jika kenaikan harga beras itu sudah dimulai sejak beberapa bulan yang lalu, itu disebabkan karena factor el nino yang sempat mengancam Indonesia termasuk Aceh sendiri. Akibat dari el nino, banyak petani beras yang gagal panen, sehingga harga beras dipasaran melambung.
“Nah, faktornya kan kemarin ada el nino, jadi, ini faktor utama, selain itu juga, ada beberapa negara yang penghasil beras juga mengalami hal yang sama, jadi, kenaikan harga beras itu tidak hanya di Indonesia atau Aceh saja, tapi juga terjadi di tempat lain,” ujarnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Aceh melalu Dinas Pangan Aceh dan Disperindag telah bersinergi dengan Bulog untuk melakukan operasi pasar beras. Sedangkan pemerintah pusat telah menyalurkan bantuan beras cadangan pemerintah yang sudah berjalan sampai saat ini.
“Kita semua bersinergi untuk menekan tingginya harga bersa, beberapa program juga sudah diluncurkan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Aceh,” terangnya.
Untuk Pemerintah Aceh sendiri, Tanwier menjelaskan, Saat ini, pihaknya akan melakukan operasi pasar beras untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP). Untuk harga beras di pasar murah, pihaknya akan memberikan subsidi sebesar Rp4 ribu per kilogram.
“Beras premium yang biasa dijual seharga Rp110 ribu akan menjadi Rp115 ribu lantaran harga beras yang masih mengalami kenaikan,” terangnya.
Ia berharap, dengan adanya kejadian ini, ke depan pertanian dapat menjaga hasil panen beras agar stock beras tetap stabil.
“Kedepannya rencana kita akan melakukan kegiatan yang sama untuk 23 kabupaten dan kota dan itu harus tunggu anggaran dari APBD,” demikian kata Tanwier. (AMZ)