Asisten II Sekdakab Buka Pembentukan Forum Perempuan Pemimpin di Akar Rumput

Asisten II Sekdakab Aceh Besar H. M. Ali, S.Sos, MSi memberikan sambutan pada kegiatan pembentukan forum perempuan pemimpin di akar rumput, bertempat di Orion Hall Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Sabtu (21/06/2025). FOTO/MAMAD

Kabarnanggroe.com, Kota Jantho – Asisten II Sekdakab Aceh Besar H. M. Ali, S.Sos, MSi menghadiri dan membuka secara resmi pembentukan forum perempuan pemimpin di akar rumput di Orion Hall Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Sabtu (21/06/2025).

Dalam sambutannya, M. Ali mengatakan, peran perempuan di Aceh bukan hal yang baru, sejak kerajaan Aceh sudah banyak perempuan memberikan peran dalam membangun Aceh seperti Ratu Safiatuddin, Malahayati dan Cut Nyak Dhien.

“Dan sampai saat ini masih banyak pemimpin pemimpin perempuan yang sangat berjasa dan berhasil dalam membangun Aceh,” katanya.

M. Ali juga menyampaikan, atas nama Pemerintah daerah mengapresiasi atas pelaksanaan pembentukan forum perempuan pimpinan di akar rumput.

“Jadi, nanti siapapun yang terpilih nanti, kita berharap bisa membawa forum perempuan ini ke arah yang lebih baik dan berkontribusi dalam membangun daerah,” pintanya.

Sementara itu, Ketua Solidaritas Perempuan Bungoeng Jeumpa Aceh Rahmil Izzati, SHi mengatakan, solidaritas perempuan Aceh adalah sebuah lembaga yang fokus pada penguatan perempuan dalam memperjuangkan hak-haknya dan isu kesetaraan.

Asisten II Sekdakab Aceh Besar H. M. Ali, S.Sos, MSi menerima rekomendasi dari Ketua Solidaritas Perempuan Bungoeng Jeumpa Aceh Rahmil Izzati, SHi pada acara di Orion Hall Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Sabtu (21/06/2025). FOTO/MAMAD

“Solidaritas Perempuan Aceh sudah berdiri di Provinsi sejak tahun 2004,” katanya.

Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari, dikatakannya, bertujuan untuk membuka wadah diskusi terkait isu-isu penting yang berkaitan dengan perempuan.

“Salah satunya adalah isu kekerasan terhadap perempuan, karena di Aceh masih sangat tinggi angka kekerasan yang terjadi terhadap perempuan,” tuturnya.

Ramhmil Izzati menyebutkan, berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Aceh, mencatat sebanyak 1227 kasus kekerasan terhadap perempuan yang terjadi sepanjang tahun 2024.

“Maka dengan kegiatan ini, bisa menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran, akan dampak buruk kekerasan serta memperkuat komitmen lintas sektor dalam upaya pencegahan dan penanganan maupun langkah untuk perlindungan terhadap perempuan,” sebutnya.

Dia berharap dan mengajak semua peserta untuk bersama-sama meningkatkan pemahaman terhadap isu-isu kekerasan perempuan.

“Semoga ini menjadi langkah awak bagi kita semua untuk mendapatkan melakukan berbagai kegiatan dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus-kasus kekerasan tersebut,” pungkasnya.(Rinaldi)

Exit mobile version