Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Pelatih kiper Pra PORA Aceh Besar dan PSAB, yang bernama Rahmanuddin telah lama bergelut dalam dunia persepakbolaan sejak usia dini dan sejak usia 15 tahun atau saat duduk kelas 3 SMP ikut seleksi di Banda Aceh.
Kepiawaiannya dalam mengamankan gawang dari kebobolan tak perlu diragukan lagi, khususnya saat membela sejumlah klub di Divisi Utama dan Liga 1 Indonesia, termasuk Persiraja.
Pria kelahiran Lamno, Aceh Jaya tahun 1993 itu mulai dikenal seusai mengikuti pelatihan di Paraguay yang merupakan program Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf yang mengharapkan akan muncul bibit-bibit muda Aceh dalam sepak bola pada 2008 lalu.
Rahmanuddin bersama rekan-rekannya dengan jumlah total 30 pemain telah telah terpilih melalui sebuah seleksi di Banda Aceh bergabung dalam Akademi Empoli Italia di Paraguay selama tiga tahun atau sampai 2011 dengan biaya mencapai Rp 43,8 miliar.
Memasuki tahun keempat, para pemain disebar ke sejumlah klub di Paraguay dan Rahmanuddin bergabung dengan klub Cero Forteno, salah satu klub Liga 1 Paraguay, 2011-2012.
Seusai empat tahun di negeri Luiz Suarez itu, Rahmanuddin pulang kembali ke Aceh dan bergabung dengan PSSB Bireuen yang bermain di Divisi Utama Indonesia selama satu tahun, 2012-2013.
Tahun berikutnya, Rahmanuddin bergabung dengan PSAP Sigli, juga hanya bertahan satu tahun, 2013-2014. Melihat peluang lebih baik di luar Aceh, Rahmanuddin bergabung dengan Semen Padang, salah satu klub Indonesia Super League (ISL) dua tahun, 2014-2016.
Tak puas di dalam negeri, Rahmanuddin mencoba berkarir di klub Liga 1 negara tetangga, Timor Leste selama satu tahun, 2016-2017. Selama berkarier dalam dunia sepak bola, ada satu kesan yang tidak akan pernah dilupakannya.
Seusai melepas diri dari klub Liga 1 Timor Leste, Rahmanuddin dikontrak oleh salah satu klub di Makassar, Sulawesi Selatan pada 2017 untuk ikut kompetisi Piala Wali Kota Makassar.
Di kota ini, Rahmanuddin menemui pujaan hatinya, seorang wanita Bugis yang menjadi ibu bagi putra semata wayangnya yang kini sudah berusia 7 tahun. Sayangnya, bahtera rumah tangganya telah berakhir.
Rahmanuddin terus melanjutkan kariernya seusai berumah tangga, termasuk memboyong istrinya ke Banda Aceh saat bergabung dengan Persiraja dari 2017-2018.
Hanya bertahan setahun, dia masuk ke Aceh United yang bermain di Liga 2 Indonesia selama setahun, 2018-2019. Kemudian, dia terbang jauh ke Kalimantan Timur, bergabung dengan klub Liga 1, Borneo FC selama setahun, 2019-2020.
Masih di provinsi yang sama, dia bergabung dengan Persiba Balikpapan, juga selama setanun, dari 2020-2021. Tak betah di Kalimantan Timur, dia putar arah ke Pulau Jawa, bergabung dengan Persita Tangerang selama setahun, 2021-2022.
Seusai melalangbuana ke sejumlah klub di Indonesia dan luar negeri, dia akhirnya pulang kembali ke klub kebanggaan rakyat Aceh, Persiraja Banda Aceh. Dia hanya bertahan setahun, 2022-2023, sekaligus mengakhiri kariernya sebagai kiper profesional dan berganti menjadi pelatih.
Untuk klub lokal, dia bergabung dengan PSAB Aceh Besar sebagai pelatih kiper U-17 dan senior sejak 2024 lalu. Kini, dia sudah melahirkan sejumlah kiper dengan kemampuan sudah baik, walau belum mumpuni.
Dalam setiap pelatihan, dia terus menunjukkan berbagai pola dalam menyelamatkan gawang dari serangan lawan. Pola pelatihan yang dipimpinnya langsung mampu diserap oleh kiper dengan baik, seperti untuk Pra PORA Aceh Besar yang menargetkan lolos ke PORA Aceh Jaya 2026.
Dalam akhir wawancaranya jelang melatih kiper di Lapangan Blang Kunyet, Lamreung, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar pada Senin (19/5/2025) sore, dia berharap akan muncul kiper-kiper hebat dari Aceh yang mampu berkiprah di Liga Nasional.(Muh)
