Kabarnanggroe.com, Banda Aceh – Tim sepakbola Aceh akan menantang Jawa Timur di semi final sepakbola PON XXI Aceh – Sumatera Utara di Stadion Dimurthala,Banda Aceh, Senin (16/9/2024).
Semi final Aceh dengan Jawa Timur pada pertandingan kedua berlangsung malam pukul 20.15 WIB. Sedangkan partai pertama, Kalimantan Selatan melawan Jawa Barat.
Tim Aceh maju ke semi final setelah menang di perempat final atas Sulawesi Tengah yang tidak mau melanjutkan pertandingan perpanjangan waktu 2 x 15, setelah laga 2 x 45 menit berakhir 1 – 1.
Laga perebutan tiket ke final bakal berlangsung seru dan ketat antara tuan rumah Aceh dengan Jawa Timur dan Kalimantan Selatan dengan Jawa Barat.
Pasalnya, ke empat tim tersebut mengusung keinginan besar untuk tampil di final meraih kemenangan menjadi yang terbaik atau juara sekaligus merebut medali emas PON XXI.
Selain itu, seru lagi partai kedua, Aceh yang ditangani pelatih Rasiman akan berhadapan dengan Jawa Timur yang dilatih Fachri Husaini yang pernah mengantarkan Aceh meraih medali perak pada PON XX/2021 Papua.
Begitu juga Leg pertama bakal tak kalah seru, Kalimantan Selatan tim yang sangat baik penampilannya di PON XXI ini tentu akan memberikan perlawanan keras terhadap Jawa Barat yang terbilang tim tangguh, untuk meraih kemenangan.
Kemenangan Dramatis
Sementara itu, perjuangan para pemain sepakbola Aceh dalam perempatfinal PON XXI Aceh-Sumut di Stadion H Dimurtahala, Banda Aceh, Sabtu (14/9/2024) malam memang luar biasa.
Serangan balasan bertubi-tubi usai tertinggal 1-0 akhirnya terbalaskan melalui tendangan penalti kedua saat memasuki injury time babak kedua, sehingga menjadi 1-1.
Sejumlah insiden sempat menghentikan pertandingan beberapa saat, tetapi pertandingan terus dilanjutkan, walaupun tim Sulteng sempat menolak bertanding pada babak kedua. Sebuah insiden paling memalukan menimpa pertandingan tersebut, seusai pemain Sulteng , Muhammad Rizki menghantam wasit Eko Agus Sugiharto sampai pingsan.
Insiden bermula, saat wasit akan menunjuk titik putih, pertanda tendangan penalti, tetapi sang pemain menghantamnya saat menuju titik. Mobil ambulan sempat masuk untuk memberi perawatan kepadanya sebelum melanjutkan pertandingan kembali.
Pemukulan terhadap wasit di sebuah pertandingan sepakbola sangat jarang terjadi, karena akan berakibat fatal untuk sang pemain, apapun alasannya. Pertandingan yang disebut sarat kontroversial itu telah menjadi buah bibir tingkat nasional, bahkan media satu Vietnam menyoroti hasil pertandingan perempatfinal yang menyebabkan Sulteng harus menangis perih, merasa dirugikan oleh wasit.
Itulah sepakbola, sebuah pertandingan yang sarat dengan emosi dan jiwa, apalagi sebuah tim dipecundangi oleh wasit, seperti pertandingan tim sepakbola U-23 Indonesia di Piala Asia yang digelar di Qatar. Terlepas dari beragam komentar, tim sepakbola Aceh harus tetap berdiri tegak menghadapi berbagai kecaman tersebut dengan bermain lebih baik lagi saat bertanding melawan Jawa Timur di babak semifinal.
Bravo tim sepakbola PON Aceh, semangat pantang menyerah harus ditunjukkan di tanah sendiri, apalagi sebaai tuan rumah, rakyat Aceh siap memberi dukungan sepenuhnya untuk memajukan sepakbola di Aceh. Dukungan itu terus terlihat sejak babak penyisihan sampai perempatfinal, dimana stadion tumpah ruah dengan ribuan warga Aceh yang datang ke stadion. (Adv)